Dosen IPB University Kenalkan Inovasi Geotekstil bagi Masyarakat Desa Wirajaya
Tim gabungan dosen dari IPB University, Universitas Pakuan (Unpak), dan Universitas Nusa Bangsa (UNB) menghadirkan inovasi geotekstil di Desa Wirajaya, Jasinga, Bogor, Jawa Barat (28/7). Tim yang diketuai Dr Siti Nikmatin, dosen IPB University dari Departemen Fisika dan peneliti Pusat Studi Sawit hadir untuk memperkenalkan proses pengolahan limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menjadi produk geotekstil.
Salah satu permasalahan Desa Wirajaya sebagai daerah lingkar kebun sawit di Bogor yaitu melimpahnya biomassa TKKS tanpa adanya pengelolaan yang optimal.
Dr Siti Nikmatin menjelaskan, geotekstil merupakan lembaran tipis berpori layaknya kain yang difungsikan untuk pekerjaan sipil dalam penguatan dan stabilisasi tanah. Ia menerangkan, selain untuk bidang sipil, geotekstil juga dapat digunakan sebagai jaring paranet, pengganti mulsa, polybag, dan aneka kerajinan tangan.
Dosen IPB University itu mengatakan, pengolahan limbah TKKS menjadi geotekstil mendapat pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui skema Program Diseminasi Teknologi dan Inovasi (PDTI) 2024.
“Tahapan pengolahan TKKS menjadi geotekstil cukup sederhana dan bisa dilakukan oleh kelompok tani secara mandiri dengan mesin sederhana yang juga telah dihibahkan kepada kelompok tani muda Manunggal Alam,” kata Dr Siti Nikmatin.
Dr Siti Nikmatin menerangkan, tahapan pengolahan TKKS dimulai dari pencucian dan pembersihan TKKS. Selanjutnya, TKKS dipilah dan dilakukan fibrilasi atau pencacahan menjadi serat pendek. Serat pendek tersebut disusun pada papan tipis untuk disemprot dengan perekat lateks atau karet cair. Lembaran tipis ini kemudian dijemur hingga kering lalu ditipiskan dengan metode roll-press.
“Tidak hanya pembuatan geotekstil hingga terbentuk lembaran, karya sederhana berupa polybag pengganti pot plastik juga sudah bisa dihasilkan. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan pemanfaatan limbah biomassa sawit menjadi lebih maksimal. Selain menghindari penumpukan TKKS, limbah juga dapat dijual sebagai produk geotekstil yang memiliki nilai ekonomi,” kata Dr Siti Nikmatin.
Tim yang beranggotakan Dr Irmansyah, Mahfuddin Zuhri, MSi dan Rima Adiati, MT dari IPB University, Prof Luluk Setyaningsih dari UNB dan Dr Asep Denih dari Universitas Pakuan tidak hanya berfokus pada pembuatan geotekstil. Rencana ke depan, tim dosen juga akan memberikan pelatihan pembuatan produk turunan geotekstil yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Tidak hanya itu, tim dosen juga akan memberikan pelatihan bagi warga di wilayah Desa Wirajaya terkait bagaimana menjual produk melalui marketplace dan mempromosikan produk di pasar yang lebih luas. (rfa/ra/Rz)