Dari Lereng Gunung Kawi, Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University Fasilitasi Desa Kembangkan Komoditas Lokal
Tim Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi IPB University Desa Kebobang, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur mengadakan penyuluhan program ketahanan pangan. Berkolaborasi dengan perangkat desa, kegiatan ditujukan kepada perwakilan anggota Dasawisma se-Desa Kebobang.
Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari program Mutiara Desa (Menanam Ubi Agroeduwisata Desa) setelah sebelumnya diadakan pelatihan penanaman ubi pada lahan terbatas. Dari program ini, mahasiswa berupaya untuk memfasilitasi desa untuk mengembangkan komoditas lokal berupa ubi/telo Kawi.
Penyuluhan dilaksanakan sebagai tindak lanjut pendampingan dengan mengangkat tema manajemen risiko yang menghadirkan Anita Primaswari Widhiani SP, MSi selaku dosen Sekolah Bisnis IPB University sebagai narasumber. Ia menegaskan bahwa manajemen risiko merupakan bagian penting dalam keberlanjutan program.
“Risiko itu sesuatu yang bisa terjadi di masa depan. Ke depannya bagaimana? Ada tidak hal-hal yang bisa menghambat kita mencapai tujuan? Manajemen risiko bisa membantu kita mengantisipasi hal tersebut biar tidak kaget lagi,” ujar Anita.
Pemerintah Desa Kebobang menyambut baik bentuk kolaborasi program kerja yang terintegrasi dengan program ketahanan pangan ini. Mujiati, SPd selaku Kepala Desa Kebobang berkata, “Telo Kawi itu kan komoditas khas di Gunung Kawi yang sudah terkenal, tapi sayangnya belum ada tempat budi daya terpusatnya. Kita yang wilayahnya di sekitar lereng Gunung Kawi ini harapannya bisa mengembangkan jadi produk oleh-oleh khas Desa Kebobang.”
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa hadirnya akademisi IPB University melalui program KKNT Inovasi sangat membantu dari sisi keilmuan dan pembekalan pendampingan sebelum seluruh Dasawisma di Desa Kebobang dilepas untuk praktik mandiri di wilayahnya masing-masing.
“Bersama dengan mahasiswa KKNT Inovasi hari ini, kita bisa bersinergi dalam rangka program ketahanan pangan desa. Mudah-mudahan program ini bisa terus berkelanjutan dengan bekal yang sudah disampaikan dari ibu dosen untuk bisa diterapkan saat praktik di seluruh Dasawisma nantinya,” harap Mujiati.