Upaya Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University Tanggap Perubahan Iklim di Tiyuh Pulung Kencana
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi IPB University di Tiyuh Pulung Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung, bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tulang Bawang Barat meluncurkan program inovatif bertajuk ‘Biopori untuk Bumi’.
Program ini bertujuan untuk menanggulangi masalah limbah sampah rumah tangga dan sebagai upaya tanggap perubahan iklim. Tiyuh Pulung Kencana dikenal sebagai desa cerdas digital dengan berbagai prestasi di tingkat nasional dan internasional.
“Desa ini terdiri dari 6 Rukun Kampung (RK), 38 Rukun Tetangga (RT), dan 2.841 Kartu Keluarga (KK), menjadikannya lokasi ideal untuk penerapan program ini,” ungkap Della Maria, salah satu anggota tim KKNT Inovasi.
Ia menjelaskan, lubang silindris yang dibuat secara vertikal dengan diameter 10 cm dan kedalaman 100 cm ini menjadi solusi ramah lingkungan untuk meningkatkan daya resap air. Selain itu, biopori juga mampu menyuburkan tanah, mengurangi sampah, menghasilkan kompos, dan mengurangi genangan air.
Kegiatan yang dilaksanakan di Posyandu RK 006 Tiyuh Pulung Kencana ini dihadiri oleh 25 ibu rumah tangga dan dipandu langsung oleh mahasiswa IPB University.
Nadya Dwi Pratiwi, sebagai penanggung jawab program, menyampaikan materi sosialisasi dengan menggunakan poster yang mencakup definisi, urgensi, cara kerja, dan metode pembuatan biopori secara sederhana. Demonstrasi pembuatan biopori dipandu oleh Patrick Marcelino Manurung dan Dias Adiansyah.
“Sistem biopori merupakan sistem sederhana dengan manfaat yang variatif, selain sebagai lubang resapan untuk tanggap perubahan iklim. Metode biopori pertama kali dipopulerkan oleh Prof Kamir Raziudin Brata IPB University,” tutur Nadya.
Salah satu keunggulan dan manfaat lubang resapan biopori adalah meningkatkan daya resap air. Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung menambah bidang resapan air.
“Dengan adanya aktivitas fauna tanah pada lubang resapan, limbah rumah tangga yang dimasukkan ke dalam akan terdekomposisi menjadi kompos. Dengan demikian, sampah menjadi hal tepat guna daripada dibuang begitu saja,” ujar Nadya.
Ia mengungkap, semangat ingin tahu ibu-ibu rumah tangga di Tiyuh Pulung Kencana sangat tinggi, dibuktikan dengan interaksi yang tercipta selama sosialisasi, terutama saat demonstrasi dilakukan.
“Semoga dengan adanya program ini, kebermanfaatan dapat terus berlanjut dan masyarakat secara mandiri dapat menerapkannya di rumah masing-masing mengingat biopori merupakan sistem yang kaya manfaat dan cukup mudah diterapkan,” tambah Nadya. (*/Rz)