Terapkan Pertanian Cerdas, Tim PPKO BEM FPIK IPB Sosialisasikan Teknologi Budi Daya RAS di Desa Ciampea Udik

Terapkan Pertanian Cerdas, Tim PPKO BEM FPIK IPB Sosialisasikan Teknologi Budi Daya RAS di Desa Ciampea Udik

Terapkan Pertanian Cerdas, Tim PPKO BEM FPIK IPB Sosialisasikan Teknologi Budi Daya RAS di Desa Ciampea Udik
Student Insight

Mahasiswa IPB University, tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), melaksanakan sosialisasi pertanian cerdas di Kampung Kebon Kopi, Desa Ciampea Udik, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (7/7).

Kegiatan ini dalam rangka mendukung kemajuan sektor perikanan melalui sentuhan teknologi inovatif. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan Sistem Resirkulasi Akuakultur (RAS) sebagai solusi modern dan efisien dalam budi daya ikan.

Fahrizal, perwakilan mahasiswa, menyampaikan bahwa teknologi RAS merupakan metode budi daya ikan yang menggunakan sistem sirkulasi air tertutup. “Dengan sistem ini, kualitas air dapat tetap terjaga, sehingga ikan dapat tumbuh dengan lebih baik dan lebih sehat. Selain itu, penggunaan air menjadi lebih efisien dan dapat meminimalisasi limbah,” ujar anggota divisi riset PPK Ormawa BEM FPIK IPB University itu.

Sosialisasi diikuti oleh 33 orang pemuda Desa Ciampea Udik. Mereka diberikan pemahaman mengenai pengertian pertanian cerdas dan terpadu untuk memaksimalkan penggunaan lahan dan menghemat tenaga dengan teknologi yang ada. Kata Fahrizal, pengaplikasian pertanian cerdas tersebut dapat mengurangi risiko dan memudahkan dalam manajemen guna menghasilkan produk yang optimal.

Selama sesi tanya jawab, salah satu peserta bernama Faruk, mengajukan pertanyaan mengenai jumlah padat tebar pada instalasi kolam RAS. “Berapa jumlah padat ikan yang dapat di tebar pada kolam budi daya sistem RAS, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pemeliharaan serta berapa bobot ikan yang siap panen?” tanyanya.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Fahrizal menjelaskan bahwa jumlah padat ikan dalam sistem RAS mampu mencapai 100 ekor/meter persegi. Waktu panen bisa lebih cepat sekitar 3-4 bulan, dengan bobot ikan 1 kilogram untuk setiap 3-4 ekor ikan.

“Kolam yang kita gunakan berbentuk bundar dengan diameter 2,5 meter, jadi bisa menampung sekitar 300-350 ekor ikan. Lama pemeliharaan ikan nila bergantung pada ukuran bibit awalnya, kalau ukurannya 10-12 centimeter, bisa dipanen dalam 3-4 bulan dengan bobot ikan sekitar 1 kilogram untuk 4 ekor,” tambahnya.

Faruk kembali bertanya, “Jenis ikan apa yang sebaiknya dibudidayakan di kolam RAS?”

“Ikan yang paling baik untuk dibudidayakan dalam sistem RAS saat ini adalah ikan nila. Ikan nila memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga masa pemeliharaannya lebih singkat, daya hidupnya juga tinggi, dan harga pasarnya cenderung stabil,” jawab Fahrizal.

Dengan adanya sosialisasi ini, ia dan tim berharap para pemuda di Desa Ciampea Udik dapat mengadopsi teknologi RAS dan mendapatkan manfaat maksimal dalam usaha budi daya ikan mereka. “Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata dari tim PPK Ormawa BEM FPIK IPB University dalam memberdayakan masyarakat dan mendukung pembangunan perikanan berkelanjutan di Indonesia,” pungkasnya. (*/Rz)