Rektor IPB Berbagi Pengalaman Upaya Pencapaian SDGs pada Global Sustainable Development Congress di Bangkok
Rektor IPB University, Prof Arif Satria berbagi pengalaman tentang upaya-upaya strategis yang dilakukan oleh IPB University untuk mewujudkan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dalam Global Sustainable Development (GSD) Congress yang diselenggarakan di Bangkok beberapa waktu lalu.
Sebagai perguruan tinggi yang memiliki komitmen tinggi untuk pencapaian SDGs, IPB University terus aktif mengembangkan program-program yang berkontribusi terhadap pencapaian SDGs. Upaya tersebut meliputi program pembelajaran, pemberdayaan masyarakat yang melibatkan kerja sama dengan pemerintah lokal, pihak swasta dan lembaga non pemerintah, maupun implementasi di dalam kampus.
Di dalam sesi dengan topik ‘Bridging the knowledge gap on biodiversity systems’, Prof Arif berbagi pandangan tentang peran pemimpin dalam pencapaian SDGs, khususnya dalam dunia pendidikan. Menurutnya, desain kurikulum yang dapat menjawab tantangan masa depan serta inovasi-inovasi dalam pembelajaran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap keberlanjutan.
Prof Arif menjelaskan pengalaman IPB University dalam merancang Kurikulum 2020 (K2020) serta menciptakan channel-channel pembelajaran yang sesuai dengan talenta dan minat mahasiswa.
“IPB University memastikan K2020 kaya dengan muatan-muatan keberlanjutan untuk meningkatkan literasi mahasiswa dalam pencapaian SDGs. Dengan meningkatnya literasi, kesadaran serta softskill utama, yaitu critical thinking, problem solving dan leadership, para mahasiswa diharapkan dapat menjadi agen perubahan di dalam masyarakat,” ungkap Prof Arif.
Di dalam sesi yang berbeda, Direktur Konektivitas Global IPB University, Dr Eva Anggraini berbagi tentang best practice yang telah diimplementasikan IPB University sebagai komitmen dalam pencapaian SDGs.
“Sebagai salah satu signatory SDG Accord, IPB University selalu aktif menyampaikan laporan kepada lembaga nirlaba tersebut. Salah satu report yang pernah disampaikan IPB University adalah terkait program One Village One CEO (OVOC) yang berkontribusi terhadap pencapaian SDG 8 (Decent work and economic growth),” paparnya.
Program OVOC ini telah diimplementasi di lebih 500 desa di Indonesia yang melibatkan para mahasiswa dan dosen serta bekerja sama dengan pemerintah daerah dan pihak swasta. Di dalam OVOC, mahasiswa bertindak sebagai CEO dan bekerja bersama pelaku ekonomi lokal untuk mengidentifikasi produk unggulan desa, mengembangkan produk melalui introduksi inovasi dari kampus untuk meningkatkan nilai tambah, serta membuka akses pasar di tingkat lokal, nasional dan bahkan ekspor.
“Program OVOC ini bertujuan untuk membangun jiwa kewirausahaan sosial para mahasiswa serta meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap pentingnya menciptakan keberlanjutan di dalam masyarakat, khususnya dalam aspek ekonomi,” ungkap Dr Eva.
Partisipasi di dalam GSD Congress ini merupakan upaya IPB University meningkatkan visibilitas di komunitas global, khususnya pendidikan tinggi. Event global yang menghadirkan para akademisi, pemerintah, organisasi nirlaba, dan pihak swasta dari seluruh dunia ini menjadi ajang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam menjalankan program-program untuk mencapai SDGs, serta sangat bermanfaat dalam membangun jejaring kerja sama regional dan internasional. (*/Rz)