Program Dosen Pulang Kampung Tingkatkan Adopsi Inovasi IPB University di Sentra Produksi Padi, Kabupaten Klaten

Program Dosen Pulang Kampung Tingkatkan Adopsi Inovasi IPB University di Sentra Produksi Padi, Kabupaten Klaten

Program Dosen Pulang Kampung Tingkatkan Adopsi Inovasi IPB University di Sentra Produksi Padi, Kabupaten Klaten
Berita

Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) IPB University kembali melaksanakan program pada tahun 2024. Program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) ini memberikan kesempatan bagi para dosen untuk dapat menyebarluaskan inovasi yang telah dikembangkan selama berdedikasi di IPB University dengan melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.

Dr Ani Kurniawati, dosen IPB University dari dari Departemen Agronomi dan Hortikultura melalui Dosen Pulang Kampung (Dospulkam), menjalankan program ‘Peningkatan Adopsi Inovasi IPB melalui Diseminasi Berbagai Varietas IPB dan Teknologi Budidaya Prima di Sentra Produksi Padi, Kabupaten Klaten’.

Program tersebut berlokasi di Desa Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Inovasi IPB University yang diterapkan berupa varietas padi hasil pemuliaan tanaman yang dilakukan oleh Dr Hajrial Aswidinnoor dan tim.

“Kami mengajak kerja sama Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan pemerintah desa setempat untuk menanam berbagai varietas padi IPB University, yaitu IPB 3S, IPB 9G, IPB 12S, IPB 13S, dan IPB 14S di lahan petani,” ujar Dr Ani, ketua tim Dospulkam.

Selain Dr Ani, tim dosen yang tergabung adalah Dr Hajrial Aswidinnoor, Candra Budiman, SP, MSi, Dr Heni Purnamawati, serta dua mahasiswa yaitu Dian Rahmah Fitri, SP (mahasiswa S2) dan Aflah Aditya Ramdani (mahasiswa S1).

“Padi IPB 3S dan IPB 9G menjadi varietas yang sudah cukup lama dikenal luas oleh masyarakat. Sedangkan beberapa varietas padi lainnya merupakan varietas keluaran baru pada tahun 2023 yang memiliki berbagai karakteristik yang berbeda,” jelas dia.

Lebih lanjut, ia menjabarkan bahwa padi IPB 12S, IPB 13S, IPB 14S memiliki rata-rata hasil sekitar 7,9 – 8,45 ton per hektare gabah kering giling (GKG) lebih tinggi dibandingkan padi IPB 3S. Namun, padi tersebut masih perlu dikembangkan salah satunya melalui diseminasi, sehingga dapat memberikan informasi hasil yang nyata di petani.

Bulan Mei 2024 lalu, pengiriman benih telah sampai ke ketua kelompok KTNA Kecamatan Kebonarum. Lalu dilanjutkan dengan penyemaian benih serta pindah tanam padi ke lahan pada bulan Juni.

”Manfaat dari adopsi inovasi ini adalah menyediakan varietas pilihan bagi petani padi untuk menunjang keberhasilan produksi padi serta penerapan teknologi produksi yang dapat mendukung potensi produksinya. Harapannya, hasil inovasi IPB University ini dapat semakin dimanfaatkan secara meluas dan mendukung pengembangan padi di Indonesia,” pungkas Dr Ani. (*/Rz)