Pakar IPB University Ingatkan Pentingnya Fungsi Keluarga Cegah Stunting

Pakar IPB University Ingatkan Pentingnya Fungsi Keluarga Cegah Stunting

Pakar IPB University Ingatkan Pentingnya Fungsi Keluarga Cegah Stunting
Riset

IPB University melalui Program Sekolah Keluarga Berkualitas (SKB) di bawah Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) bersama dengan Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) serta Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi mengadakan pertemuan di Posyandu Cempaka, Kelurahan Situgede, Bogor, Jawa Barat (28/6).

Pertemuan ini membahas tema Penguatan Fungsi Keluarga pada Periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk Pencegahan Stunting yang disampaikan oleh Dr Tin Herawati, pakar IPB University dalam bidang pencegahan dan penanganan stunting.

Dalam kegiatan tersebut, Dr Tin Herawati menjelaskan bahwa masa 1.000 HPK adalah periode yang dimulai sejak fase kehamilan (selama 270 hari) hingga anak berusia dua tahun (730 hari). Pada masa ini, lebih dari satu juta koneksi otak baru terbentuk di tahun-tahun pertama kehidupan. Oleh karena itu, penguatan fungsi keluarga pada periode ini sangat penting untuk mencegah stunting.

“Fungsi keluarga yang tidak optimal selama periode 1.000 HPK akan menghasilkan kualitas pengasuhan yang rendah, yang sangat menentukan kualitas anak di masa depan,” jelas Ketua Departemen IKK, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University ini.

“Dampak negatif dari pengasuhan yang tidak optimal pada periode 1.000 HPK adalah rendahnya kualitas pengasuhan yang berdampak pada kualitas anak di masa yang akan datang,” lanjut dia.

Ia juga menambahkan, pengabaian terhadap pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis anak pada 1.000 HPK berpotensi menciptakan kelekatan ibu-anak yang tidak aman. Kondisi tersebut dapat membentuk anak dengan kepribadian yang tidak sehat dan remaja yang bermasalah, seperti sulit diatur, nakal, bahkan perilaku agresif seperti tawuran dan tindakan kriminal.

“Setelah mengikuti pertemuan ini, peserta diharapkan dapat mengetahui pentingnya penguatan fungsi keluarga pada periode 1.000 HPK untuk mencegah stunting,” ujarnya.

Selepas sosialisasi ini, tim SKB IPB University juga berencana berkolaborasi dengan kader posyandu dalam berbagai agenda, salah satunya demo masak untuk memperkenalkan resep makanan bergizi.

“Nanti kita juga akan adakan kegiatan pengolahan telur untuk anak-anak yang mengalami stunting,” sebut Dr Tin.

Pertemuan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran keluarga dalam pencegahan stunting dan memperkuat fungsi keluarga selama 1.000 HPK untuk menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas. (*/Rz)