Manfaatkan Limbah Rumah Tangga: Tim KKNT Inovasi IPB University Buat POC bersama Ibu-Ibu PKK Desa Karangmalang
Rumah tangga merupakan salah satu sumber sampah terbesar di Indonesia yang menyumbang 40,91 persen dari total sampah, lebih tinggi dibandingkan jumlah sampah yang dihasilkan di pasar tradisional yaitu 17,35 persen. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), komponen sampah terbesar adalah sampah makanan, yaitu sebesar 39,81 persen dari seluruh sampah.
Tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi IPB University di Desa Karangmalang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah berkolaborasi dengan ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) mengadakan kegiatan edukasi dan praktik pembuatan pupuk organik cair (POC) dari limbah rumah tangga. Kegiatan ini sejalan dengan tema KKNT Inovasi IPB University, yaitu ‘Pengembangan Berkelanjutan Masyarakat Agromaritim untuk mencapai Socio-Resilience’.
Kegiatan yang dilaksanakan di Balai Desa Karangmalang ini dihadiri oleh 32 ibu-ibu PKK dan dipandu langsung oleh mahasiswa IPB University dari Fakultas Pertanian. Dalam sambutannya, Maylaffayza Permata Shifa, salah satu anggota tim KKNT Inovasi menyampaikan, tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memberdayakan perempuan dan menyebarkan pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan dan bermanfaat bagi tanaman.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, “POC memiliki banyak manfaat di antaranya untuk meningkatkan kesuburan tanah yang membantu memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kandungan bahan organik, mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan tanaman, dan ramah lingkungan sehingga mengurangi limbah organik dan tidak mencemari lingkungan.”
Pada kegiatan ini, tim KKNT Inovasi IPB University memberikan pelatihan kepada ibu-ibu PKK tentang tata cara menghasilkan POC dari berbagai jenis sampah rumah tangga, seperti sisa sayuran, buah-buahan, dan air cucian beras.
“Ibu-ibu PKK sangat antusias mengikuti pelatihan ini dan banyak bertanya mengenai cara membuat POC yang benar. Semoga program ini dapat membawa manfaat nyata bagi masyarakat setempat. Harapannya, dengan ilmu dan keterampilan yang didapat, mereka mampu membuat POC sendiri di rumah dan dimanfaatkan sebagai pupuk tanamannya,” ungkap Shifa. (*/Rz)