Mahasiswa KKNT IPB University dan Kelompok Tani Desa Cikawao Terapkan Trichokompos untuk Budidaya Sehat

Mahasiswa KKNT IPB University dan Kelompok Tani Desa Cikawao Terapkan Trichokompos untuk Budidaya Sehat

Mahasiswa KKNT IPB University dan Kelompok Tani Desa Cikawao Terapkan Trichokompos untuk Budidaya Sehat
Student Insight

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi bersama dengan beberapa Kelompok Tani di bawah pengawasan perangkat desa serta Badan Penyuluh Pertanian Desa Cikawao, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Jawa Barat berhasil melakukan dua kegiatan yang bermanfaat dalam mengatasi permasalahan tanaman budidaya maupun mendukung terciptanya budidaya tanaman sehat.

Kegiatan yang dilaksanakan pada Jumat, 13/7, berisi sosialisasi aplikasi Digitani, yang berfungsi sebagai platform komunikasi dan konsultasi bagi petani, serta praktik pembuatan Trichokompos.

Choirul Ichsan selaku ketua Tim KKNT Desa Cikawao mengatakan bahwa Desa Cikawao memiliki potensi komoditas bawang merah, kopi dan padi. Tetapi terdapat permasalahan pada pupuk yang merupakan kebutuhan penting dalam proses budidaya tanaman seperti harga mahal, kuantitas serta jenis yang didapatkan tidak sesuai kebutuhan.

“Pupuk organik Trichokompos bisa menjadi alternatif dalam mengatasi permasalahan tersebut. Proses pembuatan Trichokompos tersebut dapat memanfaatkan pupuk kandang, limbah kulit kopi, dan bahan lainnya,” ujar Choirul.

Ia berharap program kerja ini menjadi sarana masyarakat dalam mengolah dan memanfaatkan limbah yang ada di Desa Cikawao contohnya kulit kopi yang dapat dijadikan bahan pembuatan pupuk organik Trichokompos.

Haqiqi, yang hadir sebagai pemateri, menjelaskan pentingnya mengenal teknologi dalam budidaya pertanian, dengan memanfaatkan aplikasi terbaru seperti Digitani. “Aplikasi ini menawarkan fitur unggulan seperti artikel, forum tani, dan konsultasi dengan pakar serta penyuluh,” ungkapnya.

Kegiatan ini ditutup dengan survei kebermanfaatan program kerja yang telah dilakukan. “Kegiatan ini sangat bermanfaat, ke depannya harus lebih sering” ungkap beberapa petani Desa Cikawao. (*/Lp)