Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University Perkenalkan Budikdamber kepada Ibu-Ibu PKK Desa Kemuning
Dengan meningkatnya penyempitan lahan pertanian dan tingginya angka stunting di masyarakat, sangat penting untuk mengadopsi metode alternatif yang dapat membantu menyediakan sumber protein hewani dan sayuran segar di lingkungan rumah dengan ruang terbatas.
Masalah penyempitan lahan pertanian dan tingginya angka stunting ini di analisis oleh Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi IPB University dengan memperkenalkan metode budi daya ikan dalam ember (Budikdamber) kepada ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) di Desa Kemuning, Kecamatan Kramat, Tegal, Jawa Tengah.
“Metode ini sebagai solusi inovatif untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi masyarakat. Budikdamber adalah metode budi daya ikan yang tidak memerlukan pupuk, lahan luas, listrik, banyak air, atau suplai oksigen dalam kolam,” jelas Adam Zuhdi, mahasiswa IPB University, anggota tim KKNT Inovasi.
Ia menerangkan, tanaman yang dapat ditanam meliputi bayam, kangkung, pakcoy, tomat, dan lainnya. Sementara ikan yang dipelihara meliputi nila, ikan mas, dan lele.
Kelebihan Budikdamber, sebut dia, terletak pada modal dan perawatan yang minimal. Metode ini mudah dirawat, cepat dilakukan, dan menghasilkan produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan tanaman untuk mengurangi limbah, kebutuhan pupuk, dan penggunaan air.
Sosialisasi dipimpin oleh penanggung jawab program, Tabina Irviana Fakhirah, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University. Tabina menjelaskan, budi daya ikan lele (Clarias sp.) dalam ember dapat menjadi alternatif masyarakat di sana, khususnya ibu-ibu untuk memanfaatkan lahan rumah mereka menjadi tambahan pemasukan ekonomi, karena metode ini tak membutuhkan langan yang luas.
“Program ini sangat bermanfaat bagi ibu-ibu yang ingin melakukan budi daya di rumah masing-masing, karena selain bisa menghemat pengeluaran untuk makan tetapi juga bisa mendapat kangkung dan ikan lele sekaligus,” ungkapnya.
Alfiatun selaku Ketua PKK Desa Kemuning meneruskan, “Harapannya dengan adanya sosialisasi ini ibu-ibu merasa tertarik dengan program ini dan dapat memanfaatkannya untuk budi daya di rumah masing-masing. Beberapa ibu sudah pernah mencoba, namun sayangnya belum ada yang melanjutkan. Semoga dengan program ini, mereka lebih termotivasi untuk terus melakukannya.” (*/Rz)