Mahasiswa IPB Rancang Program Srikandi Sejati: Bangun Growth Mindset Perempuan Penyandang HIV di Bogor
Mahasiswa IPB University, dalam rangkaian Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM PM), mencanangkan program Srikandi Sejati bagi para perempuan penyandang HIV di wilayah Bogor.
Kegiatan berlangsung dari rentang bulan Mei hingga Juli 2024 dengan fokus pada penderita HIV perempuan dan anak. Program Srikandi Sejati bekerja sama dengan Yayasan Sahabat Ibu, Remaja, dan Anak yang merupakan bagian dari Yayasan Lembaga Kajian Aksi Strategis (LEKAS) di bawah bimbingan Dr Nur Islamiah, dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen.
“Srikandi Sejati merupakan program inovatif yang berfokus pada pendampingan perempuan penyandang HIV dengan menguatkan pola pikir growth mindset untuk menghadapi berbagai tantangan sosial yang ada,” ungkap Atina Aulia Hasanah, salah satu perwakilan tim mahasiswa.
Atina mengungkap, stigma negatif masyarakat terhadap Orang dengan HIV (ODHIV) masih menjadi tantangan besar. Stigma ini, kata dia, muncul karena kurangnya pemahaman tentang HIV, serta adanya prasangka, dan diskriminasi.
“Bentuk stigma yang umum dialami oleh ODHIV salah satunya diskriminasi sosial. Mereka sering menghadapi perlakuan diskriminatif dari lingkungan sekitar mereka. Selain itu, ODHIV sering kali dijauhi oleh teman, keluarga, atau tetangga karena ketakutan yang tidak berdasar tentang penularan HIV,” tuturnya.
Berdasarkan penuturan salah satu pengurus yayasan yang kerap disapa Kang Darwin, terkadang ODHIV mengambil obat Antiretroviral (ARV) di fasilitas kesehatan yang jauh dari tempat tinggal mereka. Hal itu dilakukan karena rasa takut bertemu dengan orang yang dikenal.
Atina mengurai, Srikandi Sejati mengimplementasikan teori ACTORS dari Sarah Cook dan Steve Macaulay yang berupa Authority, Confidence and Competence, Trust, Opportunities, Responsibility, dan Support. Masing-masing dimensi ACTORS diwujudkan dalam kegiatan Truth or False, Circle Talk, Home Sweet Home, Trust, Journaling Time, dan Dear My Beloved One.
Program ini, sebutnya, membantu perempuan penyandang HIV menyadari pentingnya memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan pola pikir growth mindset. “Ketika para peserta telah mencapai tingkat kepercayaan diri yang tinggi, mereka akan mengembangkan pola pikir growth mindset, dan akan lebih siap dalam menjalani tantangan kehidupan,” tegasnya.
Lebih jauh, Atina menyampaikan, pasca kegiatan mahasiswa PKM usai, program ini akan dilanjutkan oleh ODHIV yang telah menerima program untuk dibagikan kepada ODHIV yang lebih tertutup. Dengan demikian, kebermanfaatan yang dirasakan bisa meluas. (*/Rz)