Guru Besar IPB University Terangkan Peran Brand Admiration dan Loyalitas untuk Perguruan Tinggi Berkualitas
Dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah, 18/7, Prof Hartoyo, Guru Besar Perilaku Konsumen dan Pemasaran IPB University menerangkan pentingnya peran brand admiration (kekaguman merek) dan loyalitas merek dalam konteks menjaga keberlangsungan perguruan tinggi yang berkualitas.
Ia mengatakan, dalam era persaingan ketat di dunia pendidikan tinggi, strategi yang berfokus pada membangun kekaguman dan loyalitas mahasiswa menjadi kunci utama untuk menarik minat calon mahasiswa dan mempertahankan kualitas layanan yang tinggi.
“Penyelenggara pendidikan tinggi tidak sekadar membangun reputasi, tetapi harus mampu menyelenggarakan pendidikan dengan kualitas layanan terbaik dan dipersepsikan memiliki nilai positif yang dirasakan pelanggannya,” jelasnya.
“Dengan memperhatikan dan mengimplementasikan konsep kekaguman merek dan loyalitas merek secara efektif, perguruan tinggi dapat memastikan tidak hanya keberlangsungan mereka dalam pasar pendidikan yang kompetitif, tetapi juga memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat melalui penghasilan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi,” lanjut dia.
Prof Hartoyo menjelaskan, salah satu strategi yang dapat diambil adalah mengubah paradigma pengelolaan perguruan tinggi dari yang semula hanya berfokus pada aspek akademis, menjadi lebih berorientasi pada kepuasan dan loyalitas mahasiswa serta alumni.
“Transformasi ini berarti menghadirkan pengalaman pendidikan yang memuaskan, menyediakan dukungan yang berkelanjutan, dan membangun hubungan yang erat dengan stakeholders seperti mahasiswa, alumni, dan calon mahasiswa,” lanjut Prof Hartoyo.
Lebih jauh ia menjabarkan, konsep kekaguman merek dalam konteks pendidikan tinggi mencakup tiga dimensi utama: kepercayaan merek (brand trust), penghargaan terhadap merek (brand respect), dan kasih sayang terhadap merek (brand love).
Menurut dia, mahasiswa yang mengagumi perguruan tinggi akan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap institusi tersebut, menghormati nilai-nilai yang diusungnya, dan merasa terhubung secara emosional sehingga memperoleh rasa kecintaan terhadap institusi tersebut.
“Untuk mempertahankan loyalitas ini, maka dari itu perlu manajemen krisis yang baik, komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika yang tinggi, serta transparansi untuk memperbaiki kualitas layanan,” tandasnya.
Ia menyebut, loyalitas ini akan membentuk fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan jangka panjang dan keberlanjutan perguruan tinggi. Sebab, mahasiswa yang loyal tidak hanya menjadi pelanggan setia, tetapi juga menjadi duta merek yang potensial melalui rekomendasi positif dan word of mouth yang mereka berikan.
Karena itu, lanjut Pro Hartoyo, penerapan strategi berbasis pengalaman (experience-based strategy) menjadi kunci dalam membangun loyalitas mahasiswa. Strategi tersebut dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas layanan, menciptakan nilai yang dirasakan (perceived value), dan menggunakan teknologi untuk mengelola interaksi dengan mahasiswa secara lebih efektif.
“Pendekatan customer relationship management (CRM) bisa menjadi langkah awal yang sangat relevan melalui integrasi teknologi dan proses untuk meningkatkan interaksi dan hubungan dengan mahasiswa, alumni, dan calon mahasiswa,” pungkasnya. (MW/Rz)