Guru Besar IPB University: Sorgum Sumber Pangan Potensial di Masa Depan, Bisa Atasi Stunting

Guru Besar IPB University: Sorgum Sumber Pangan Potensial di Masa Depan, Bisa Atasi Stunting

Guru Besar IPB University Sorgum Sumber Pangan Potensial di Masa Depan, Bisa Atasi Stunting
Riset

Prof Desta Wirnas, Guru Besar IPB University dari Fakultas Pertanian menegaskan bahwa sorgum merupakan sumber pangan potensial di masa depan. Ia menyebut, sorgum mempunyai kandungan makro dan mikronutrisi yang unik.

“Kandungan nutrisi sorgum tidak kalah dengan beras, bahkan kandungan proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan beras pecah kulit, sehingga baik untuk mengatasi stunting,” ujar Prof Desta Wirnas dalam konferensi pers pra Orasi Guru Besar IPB University, 18/7.

Prof Desta menerangkan, kandungan protein sorgum mencapai 10.4 persen, sedangkan beras pecah kulit hanya 7.9 persen dalam 100 gram biji. Tidak hanya itu, sorgum juga memiliki indeks glikemik lebih rendah sehingga peningkatan gula darah terjadi lebih lambat.

“Sorgum tergolong pangan bebas gluten sehingga sangat baik untuk orang yang sensitif terhadap gluten gandum. Sorgum juga mengandung antioksidan yang berperan menetralkan molekul-molekul radikal bebas yang diduga berhubungan dengan tingkat inflamasi dalam tubuh,” tambah Prof Desta.

Dosen IPB University itu menjelaskan, sorgum dapat diolah menjadi beragam makanan. Ia menyebut, sorgum dapat dimasak dan dikonsumsi dengan lauk pauk sebagaimana makan nasi dari beras padi. Sorgum juga diolah menjadi kue kering, namun tidak bisa diolah menjadi kue basah seperti kue berbahan gluten.

Terkait budidaya sorgum, Prof Desta menerangkan bahwa sorgum termasuk tanaman lahan kering sehingga tidak terlalu banyak membutuhkan air. Ia menambahkan, sorgum mempunyai daya adaptasi yang luas sehingga dapat ditanam pada berbagai kondisi lahan dan lebih adaptif terhadap perubahan iklim.

“Sorgum ini termasuk tanaman C4 sehingga mempunyai daya adaptasi yang sangat baik pada lahan kering dan lahan marjinal. Oleh karena itu sorgum dapat dikembangkan ke lahan kering yang selama ini belum termanfaatkan,” ungkapnya.

Budidaya sorgum, kata Prof Desta, dapat dilakukan di lahan kering sehingga tidak memerlukan infrastruktur penting seperti irigasi. Hal ini menjadikan pengembangan sorgum lebih mudah dilakukan. Adapun bagi petani sorgum juga menarik karena dapat diratun sehingga pada sekali penanaman dapat melakukan 2 sampai 3 kali panen.

Prof Desta mengatakan, hingga saat ini, IPB telah melakukan upaya pengembangan sorgum sebagai sumber pangan pokok melalui kegiatan pemuliaan tanaman. Upaya ini berhasil menghasilkan varietas IPB Sorice Merah dan IPB Sorice Putih. Pengembangan varietas sorgum akan terus dilakukan untuk mendapatkan varietas sorgum yang lebih sesuai dengan kebutuhan domestik, seperti kualitas tanak serta kandungan mineral Fe dan Zn yang cukup, maupun industri, seperti potensi hasil biomass dan tingkat kemanisan.

“Sorgum merupakan pangan masa depan karena bisa menjadi penyedia pangan pokok untuk menghadapi pertambahan penduduk ditengah anomali cuaca yang makin sering terjadi. Dengan keunggulan dan keunikan yang dimiliki oleh sorgum, maka sorgum sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber pangan pokok baru bagi bangsa Indonesia sehingga mendukung program diversifikasi,’ tutup Prof Desta.