Guru Besar Fapet IPB University Bicara Gotong Royong untuk Perkembangan Peternakan yang Maksimal

Guru Besar Fapet IPB University Bicara Gotong Royong untuk Perkembangan Peternakan yang Maksimal

Guru Besar Fapet IPB University Bicara Gotong Royong untuk Perkembangan Peternakan yang Maksimal
Riset

Guru Besar Fakultas Peternakan (Fapet) IPB University, Prof Muladno yang hadir sebagai keynote speaker dalam Seminar Strategi Riset dan Inovasi untuk Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Produk Peternakan dan Kesehatan Hewan menyampaikan pentingnya gotong royong untuk memaksimalkan perkembangan peternakan di Indonesia.

“Gotong royong yang produktif itu ternyata masih sulit, kenapa? Kebijakan pemerintahnya belum mendukung suasana itu. Pemerintah jalan sendiri, perguruan tinggi jalan sendiri, pelaku usaha jalan sendiri, petani-peternak jalan sendiri. Hasil akhirnya juga tidak besar dan maksimal,” ungkapnya.

Seminar yang diselenggarakan Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia (YAPPI) bekerja sama dengan Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) merupakan rangkaian kegiatan Indolivestock Research and Innovation Award 2024 yang dilaksanakan di Maleo Room, Hall A, Jakarta Convention Center (JCC) pada (17/7).

Prof Muladno yang juga penasihat YAPPI ini turut menjelaskan bahwa selama ini, pihak paling sulit diajak untuk bergotong royong adalah pelaku yang paling bawah. “Peternak sapi misalnya (skala kecil di desa), mereka jualan sendiri, menuntun sapi ke pasar sendiri, kalau tidak laku akhirnya dijual sekenanya supaya pulang bawa uang,” lanjutnya.

Dengan cara seperti itu, lanjut dia, akibatnya peternakan jadi tidak berkembang. “Namun jika yang kecil-kecil itu digotongroyongkan, jumlahnya menjadi ribuan, dan hasil penelitian perguruan tinggi bisa maksimal.

“Mari kita sama-sama berdekatan antara industri, perguruan tinggi bersama peternak rakyat. Semangat YAPPI ingin mem-blow up peneliti ataupun akademisi yang berdiri memberikan manfaat besar kepada peternak-peternak kecil khususnya rakyat kecil dan mencakup juga petani, nelayan dan pekebun,” tandasnya.

Seminar yang dihadiri oleh puluhan peneliti dan akademisi ini menampilkan lima narasumber yang mempresentasikan hasil-hasil penelitiannya. Salah satunya adalah Prof Mohammad Lazuardi yang memaparkan materi kategori sapi pedaging dengan judul penelitian ‘Perangkat Uji Cepat Karkas Ayam dan Sapi Terhadap Kandungan Air Berlebih dan Proses Pembuatannya’. Penelitian Guru Besar Universitas Airlangga ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kecurangan oleh oknum pedagang dengan injeksi air pada daging yang menyebabkan kerugian pada konsumen.

Inovator lainnya berasal dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, yaitu Dr drh Siti Gusti Ningrum dan tim dengan inovasi ‘Aplikasi Seamon sebagai Pembersih Sarang Burung Walet di Dunia Industri’. Lulusan doktor muda pertama dari program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) ini mengatakan bahwa Seamon terbukti dapat membantu industri pencucian sarang burung walet untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi melalui teknologi yang memanfaatkan senyawa alami dan berbahan food grade.

“Kami percaya Seamon dapat digunakan secara luas oleh masyarakat karena mudah, murah dan praktis,” ungkap perempuan yang juga lulusan Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) IPB University ini dengan optimis. (Femmy/Rz)