Dosen Pulang Kampung IPB University Perkenalkan Inovasi Atraktor Lampu untuk Nelayan di Pulau Sebesi

Dosen Pulang Kampung IPB University Perkenalkan Inovasi Atraktor Lampu untuk Nelayan di Pulau Sebesi

Dosen Pulang Kampung IPB University Perkenalkan Inovasi Atraktor Lampu untuk Nelayan di Pulau Sebesi
Berita

Dosen dan mahasiswa IPB University dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) melaksanakan kegiatan Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) di Pulau Sebesi, Lampung. Pada momen ini, tim Dospulkam IPB University memperkenalkan inovasi atraktor lampu untuk para nelayan skala kecil di sana.

Acara ini bekerja sama dengan Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA), Tani dan Nelayan Center (TNC), Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (Ispikani), Badan Pengelola Daerah Perlindungan Laut Pulau Sebesi (BPDPL), dan PT Indocarbon Nusantara. Acara ini dihadiri oleh kepala desa, Kepala BPDPL dan 20 orang nelayan pancing, jaring lobster, dan bubu.

Tim Dospulkam IPB University terdiri dari lima orang dosen, yaitu Dr Roza Yusfiandayani sebagai ketua tim, Prof M Imron, Prof Domu Simbolon, Prof Eko Sri Wiyono, dan Tri Nanda Citra Bangun, SPi, MSi. Tim juga didukung oleh 6 orang mahasiswa PSP: Noviana, Susanti, Kasab, Reza, Yomivin, dan Tiara.

Kepala desa dan Kepala BPDPL menyampaikan terima kasih atas kehadiran dosen IPB University. Keduanya menyambut baik inovasi yang diperkenalkan kepada nelayan di Pulau Sebesi. Mereka berharap Dospulkam ini menjadi inisiasi awal dan akan berlanjut di masa depan untuk penerapan inovasi.

Rachmatullah, Ketua Nelayan Bina Bahari Pulau Sebesi, menyampaikan bahwa terdapat 150 orang nelayan pancing di Pulau Sebesi Lampung dan siap mengimplementasikan inovasi atraktor lampu. Ia juga menyampaikan terima kasih atas kehadiran tim dosen IPB University yang berkenan membersamai nelayan.

Dr Roza Yusfiandayani, ketua tim Dospulkam IPB University di daerah ini memperkenalkan dan mengajarkan kepada nelayan mengenai pengoperasian atraktor lampu. Selama ini, nelayan masih menggunakan alat bantu menangkap ikan berupa rumpon tradisional.

“Atraktor lampu memiliki desain rancang bangun seperti rumpon portable, dengan fitur ukuran casing yang kecil dan compact, tahan di dalam air, ringkas, ekonomis, dan dapat digunakan di mana saja,” jelas Wakil Kepala TNC IPB University tersebut.

Dosen PSP IPB University itu mengatakan, berbeda dengan teknologi lampu lainnya yang masih menggunakan sumber listrik dari genset berbahan bakar minyak (BBM), atraktor lampu sudah menggunakan sumber listrik berupa baterai yang dapat diisi ulang. Dengan demikian, nelayan tidak dibebani dengan ketidakpastian ketersediaan dan ketidakstabilan harga BBM.

Mendengar pemaparan mengenai atraktor lampu, nelayan merasa antusias dan memberikan berbagai respons positif. Salah satu nelayan bahkan mengajukan diri untuk mencoba alat tersebut pada kapalnya. Nelayan lainnya juga memberikan sejumlah saran, seperti kekuatan daya lampu agar bisa bertahan selama satu malam penuh dan memiliki indikator lampu saat dilakukan proses pengisian daya.

Dr Roza yang juga merupakan Kepala Bidang Pengabdian Masyarakat Ispikani, memastikan bahwa ke depannya atraktor lampu akan terus ditingkatkan untuk dilengkapi dengan panel surya. Ia menyebutkan bahwa jika dilengkapi dengan panel surya, maka atraktor lampu tidak dapat menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan karbon di laut.