Dosen Pulang Kampung IPB University Fasilitasi Penataan Lanskap Wisata di Kasepuhan Girijaya

Dosen Pulang Kampung IPB University Fasilitasi Penataan Lanskap Wisata di Kasepuhan Girijaya

Dosen Pulang Kampung IPB University Fasilitasi Penataan Lanskap Wisata di Kasepuhan Girijaya
Berita

Pengembangan wisata tidak bisa dipisahkan dari penataan lanskap yang baik. Menyadari hal ini, program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) yang dipimpin oleh Dr Eva Rachmawati memfasilitasi penataan lanskap wisata bagi Kasepuhan Girijaya, Kecamatan Cidahu, Sukabumi. Kegiatan ini dipandu oleh Vera Dian Damayanti, SP, MLA, yang memiliki keahlian dalam penataan lanskap.

Vera menjelaskan, dalam program ini masyarakat adat Girijaya diajak untuk mengenal dan menganalisis kondisi eksisting lanskap melalui metode mental mapping. Metode tersebut membantu masyarakat untuk menggambarkan kondisi dan potensi lanskap desa mereka berdasarkan ingatan dan persepsi masing-masing.

“Proses dilanjutkan dengan sesi brainstorming yang melibatkan tokoh adat, pemuda, dan masyarakat yang mengenal Desa Girijaya dengan baik. Mereka berdiskusi mengenai potensi dan pengembangan fasilitas wisata yang dapat dilakukan,” ungkapnya.

Hasil dari kegiatan ini adalah peta potensi pembagian ruang wisata yang disusun berdasarkan berbagai aktivitas yang dapat dilakukan di Desa Girijaya. Peta tersebut mencakup rencana lanskap yang detail, terutama terkait fasilitas wisata yang akan dikembangkan. Rencana ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam pengembangan wisata Desa Girijaya, yang tetap menjaga dan mendukung prinsip Triloka: budaya, religi, dan alam.

“Pengembangan fasilitas wisata dilakukan dengan mengenal lanskap desanya terlebih dahulu. Oleh sebab itu, saya mengenalkan bagaimana cara menilai lanskap secara sederhana,” ujar Vera.

Pengenalan dan penilaian lanskap secara sederhana ini membantu masyarakat untuk memahami pentingnya lanskap dalam pengembangan wisata. Mereka diajarkan bagaimana mengidentifikasi area potensial untuk berbagai kegiatan wisata, seperti area untuk camping, trekking, atau kegiatan budaya. Penilaian ini juga mencakup identifikasi titik-titik penting yang dapat menjadi daya tarik wisata, seperti air terjun, sawah, dan hutan yang masih alami.

Kegiatan ini mendapatkan respons positif dari masyarakat adat Girijaya. Vera berujar, pengembangan lanskap yang direncanakan juga mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan. Masyarakat diajak untuk merancang fasilitas wisata yang ramah lingkungan dan tidak merusak ekosistem yang ada. Mereka juga diajarkan bagaimana menjaga kebersihan dan kelestarian alam sekitar, sehingga wisatawan dapat menikmati keindahan alam Girijaya dalam jangka panjang.

“Dengan adanya peta potensi dan rencana lanskap ini, Desa Girijaya kini memiliki panduan yang jelas untuk mengembangkan wisata mereka. Peta ini tidak hanya membantu dalam penataan ruang wisata, tetapi juga dalam pengelolaan dan promosi destinasi wisata,” paparnya.

Selain itu, masyarakat pun kini memiliki visi yang lebih jelas tentang bagaimana mengembangkan desa mereka menjadi destinasi wisata yang menarik dan berkelanjutan. (*/Rz)