Dosen IPB University Kenalkan Cara Mengelola Keuangan Keluarga di Desa Cibanteng Melalui SKB

Dosen IPB University Kenalkan Cara Mengelola Keuangan Keluarga di Desa Cibanteng Melalui SKB

Dosen IPB University Kenalkan Cara Mengelola Keuangan Keluarga di Desa Cibanteng Melalui SKB
Berita

Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) bekerja sama dengan Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) IPB University menggelar pertemuan Sekolah Keluarga Berkualitas (SKB) di Desa Cibanteng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kegiatan ini merupakan pertemuan kelima SKB di Cibanteng yang telah berlangsung sejak 13 Juni 2024.

Pada pertemuan ini, tema yang dibahas adalah ‘Cerdas Mengelola Keuangan’ yang dibimbing oleh dosen IPB University, Ismayanti Pratiwi, SSi, MSi. Sebelum memulai materi, beberapa peserta menyampaikan manfaat dan pembelajaran apa yang telah mereka dapatkan selama rangkaian Sekolah Keluarga Berkualitas.

“Selama pertemuan Sekolah Keluarga Berkualitas ini, saya mendapatkan banyak ilmu bagaimana menjaga anak, mengasuh anak, dan bagaimana menjadi ibu yang lebih baik.” ungkap Nurhasanah, salah satu ibu warga Desa Cibanteng, peserta program SKB.

Mutia, peserta lainnya mengungkap, “Saat ini saya sedang hamil pertama sehingga belum ada pengalaman terkait dengan pengasuhan anak. Dengan adanya kegiatan SKB ini, saya mendapatkan banyak pelajaran bagaimana nanti mempersiapkan kelahiran, seperti pelajaran tentang ASI eksklusif, MPASI, pengasuhan, pelajaran tentang 1.000 hari pertama kelahiran (HPK), dan tentunya pelajaran tentang finansial keluarga yang akan dilaksanakan hari ini.”

Ismayanti Pratiwi, SSi, MSi selaku narasumber mengatakan bahwa salah satu fungsi keluarga adalah mengelola keuangan. Keluarga berperan dalam menjalankan fungsi ekonomi, setiap keluarga memiliki sumber daya yang dapat dikelola untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga tujuan keluarga (kesejahteraan lahir dan batin) dapat tercapai.

“Kondisi ekonomi keluarga merupakan salah satu konflik dalam keluarga, banyak kasus perceraian atau kasus kriminal dilatarbelakangi oleh uang, ketika pengelolaan keuangan keluarga baik, maka hal ini menjadi satu cara untuk menutup konflik dalam keluarga,” ujar Ismayanti.

Lanjutnya, terdapat hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan keuangan keluarga, yaitu dengan cara menetapkan tujuan keuangan, mengetahui pendapatan keluarga, mengidentifikasi pengeluaran, membuat neraca keuangan, dan membuat anggaran keluarga.

“Mengelola keuangan keluarga pada prinsipnya adalah melatih diri membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Dalam perencanaan pengeluaran, buatlah prioritas pengeluaran berdasarkan jenis kebutuhan, lalu identifikasi mana kebutuhan dan mana keinginan, karena tidak semua keinginan harus dipenuhi,” jelas Isma.

Ia pun berpesan bahwa dalam mengelola keuangan jangan sampai terjebak dengan pinjaman. Sebab, pinjaman biasanya dapat menyulitkan kondisi keluarga.

“Waspada dengan pinjaman yang menawarkan kemudahan proses, karena biasanya akan memberikan kesulitan pada kemudian hari seperti bunganya yang besar. Hati-hati dengan pinjaman online dan jangan sampai kita berurusan dengan rentenir,” pesannya. (*/Rz)