Dosen IPB University Dorong Pengelolaan BUMDes Berbasis Agroforestri di Desa Karangpari, Brebes
Dalam rangka meningkatkan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan pemberdayaan masyarakat melalui konsep agroforestri, dua akademisi IPB University, mengunjungi Desa Karangpari, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Dua dosen IPB University tersebut adalah Dr Soni Trison, Dosen Departemen Manajemen Hutan, dan Dr Willy Bayuardi Suwarno, Dosen Agronomi dan Hortikultura. Pemberdayaan keduanya di Desa Karangpari merupakan bagian dari program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) IPB University.
Dr Willy Bayuardi Suwarno, yang dikenal sebagai ahli pemuliaan dan genetika tanaman, memberikan materi kepada para petani dan pengurus BUMDes Desa Karangpari. Dalam sesinya, Dr Willy membantu masyarakat dalam mengidentifikasi tanaman yang cocok ditanam berdasarkan aspek genetika dan kondisi wilayah setempat. Pengetahuan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil pertanian dan kesejahteraan petani.
Sementara itu, Dr Soni Trison sebagai ahli manajemen hutan, memberikan advokasi kepada masyarakat tentang pentingnya kelembagaan desa dalam pengelolaan sumber daya hutan.
“BUMDes dapat menjadi promotor utama dalam menggerakkan ekonomi masyarakat. Saat petani desa memproduksi hasil tani, BUMDes berperan sebagai pembeli utama yang kemudian menjual hasil tani tersebut ke luar desa,” terangnya.
Dr Soni juga memaparkan pentingnya penggunaan dana desa untuk membangun kawasan hutan. Dengan dukungan dana desa, ia mengatakan, masyarakat dapat terbantu dalam mengembangkan dan menjaga kawasan hutan, yang juga dapat meningkatkan perekonomian lokal.
Acara ini tidak hanya dihadiri oleh pengurus desa, BUMDes, dan para petani, tetapi juga oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Jenderal Soedirman dan Universitas Islam Negeri (UIN) Saifuddin Zuhri Purwokerto.
Dr Soni mengajak para mahasiswa untuk bersinergi dalam pemberdayaan desa. “Kehadiran mahasiswa diharapkan dapat membantu kelancaran implementasi rencana di lapangan, sekaligus memberikan pengalaman nyata bagi mereka dalam hal pemberdayaan masyarakat desa,” imbuhnya.
Ia berharap, kegiatan ini dapat menjadi langkah awal dalam mewujudkan desa yang mandiri dan berkelanjutan melalui kolaborasi antara akademisi, pemerintah desa, BUMDes, dan masyarakat. (*/Rz)