Buat Gebrakan Baru, Tim PPK Ormawa Himakova Luncurkan Low Carbon Tourism di Desa Wirajaya

Buat Gebrakan Baru, Tim PPK Ormawa Himakova Luncurkan Low Carbon Tourism di Desa Wirajaya

Buat Gebrakan Baru, Tim PPK Ormawa Himakova Luncurkan Low Carbon Tourism di Desa Wirajaya
Student Insight

Pengembangan wisata bisa berpotensi meningkatkan jumlah kunjungan yang berdampak pada penambahan emisi karbon dari transportasi maupun aktivitas wisata itu sendiri. Untuk itu, Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan (Himakova) IPB University melakukan satu terobosan.

Mahasiswa IPB University ini menciptakan sebuah inovasi baru berupa program wisata yang dirancang untuk mengurangi jejak karbon. Program ini diberi nama ‘Low Carbon Tourism’ yang bertujuan untuk menciptakan pariwisata yang lebih berkelanjutan.

Program ini dilaksanakan sebagai bagian dari pelaksanaan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) yang diinisiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

“Ini sebuah gebrakan baru yang berpotensi dikembangkan di Indonesia. Sampai saat ini, belum ada wisata yang menerapkan konsep unik rendah emisi karbon, sehingga kalian dapat menjadi inisiator pertama di Indonesia bahkan di dunia,” ujar Ir Mintarti, MSi, tim reviewer Semarak Bina Desa Mahasiswa saat acara enrichment program bersama tim PPK Ormawa Himakova di Ruang Sidang Sylva, Kampus IPB Dramaga.

Dalam pertemuan itu, Mintarti mengungkapkan bahwa konsep wisata rendah karbon yang diusung dapat menjadi pelopor bagi wisata di Indonesia dalam menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Dr Eva Rachmawati, dosen pendamping tim PPK Ormawa menjelaskan bahwa upaya pengurangan emisi karbon dalam program ini yaitu dengan cara mengurangi sumber emisi karbonnya dan meningkatkan penyerapan karbon yang dihasilkan.

“Upaya pengurangan sumber emisi karbon dilakukan dengan pengelolaan sampah berkelanjutan, merancang aktivitas wisata rendah karbon, dan penerapan standar operasional prosedur (SOP) kunjungan yang meminimalkan sampah,” urainya.

Adapun, upaya peningkatan penyerapan karbon dilakukan dengan menanam berbagai jenis tumbuhan yang memiliki kemampuan menyerap karbon yang besar.

“Melihat potensi keindahan Desa Wirajaya dan kesesuaian keilmuan yang kami miliki, kami bersemangat dan optimis dalam membangun konsep wisata yang menarik dan berbeda dengan wisata pada umumnya,” tambah Fatin Hanifah selaku ketua tim PPK Ormawa Himakova.

Fatin menjelaskan, pengembangan wisata rendah karbon atau Low Carbon Tourism ini akan diwujudkan melalui beberapa program yaitu Wiranger’s School berupa media pelatihan masyarakat untuk menjadi pengelola wisata yang menerapkan prinsip rendah karbon, Witari (Wirajaya Taman Asri) berupa pengadaan taman dengan berbagai fasilitas rendah karbon yang berbahan baku limbah domestik dan sawit, Wirasi (Wirajaya Berkreasi) berupa pembuatan produk wisata dari hasil kreasi limbah sawit, dan Widaya (Wirajaya Berbudaya) berupa pertunjukan budaya lokal yang minim karbon sebagai wujud strategi konservasi dalam perspektif kebudayaan.

Pelaksanaan kegiatan ini dimulai dari Juni sampai November yang bertujuan untuk menghasilkan desa wisata rendah karbon sebagai destinasi baru di Indonesia. Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisata di Desa Wirajaya melalui atraksi dan produk wisata rendah karbon.

“Adanya program ini juga sebagai bagian dari pemberdayaan sumber daya manusia yang dapat mengoptimalkan pengelolaan wisata dalam berbagai aspek dengan partisipasi stakeholder Desa Wirajaya,” pungkasnya. (*/Rz)