Bedah Aplikasi Famlink, Inovasi Pakar IPB University Untuk Diagnostik Ketahanan Keluarga
Guru Besar IPB University dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK), Fakultas Ekologi Manusia (Fema), Prof Euis Sunarti telah mengembangkan aplikasi diagnostik ketahanan keluarga interaktif bernama Famlink.
Aplikasi yang telah digagasnya sejak tahun 2020 itu menyediakan berbagai fitur penilaian ketahanan keluarga yang holistik dan komprehensif. Sejak diluncurkan 2023 lalu, total 12 instrumen diagnostik disediakan dalam aplikasi tersebut dan dapat mudah diunduh secara gratis di Playstore.
“Famlink merupakan aplikasi Android dan menyediakan fitur penilaian mandiri ketahanan keluarga, pendidikan keluarga, layanan konsultasi, dan ruang jejaring lembaga masyarakat yang bergerak dalam peningkatan keluarga,” terangnya.
“Aplikasi ini didukung dengan network layanan dan dukungan dari para pakar dan lembaga terkait di Indonesia sehingga pengguna dapat melakukan deteksi dini kerentanan keluarga,” lanjut dia.
Pengguna dapat menjelajahi 12 instrumen diagnostik yang disediakan Famlink. Di antaranya SIREN-GA untuk Deteksi Kerentanan Keluarga, AKSI-GA untuk Interaksi Keluarga, SIAP-GA untuk Kesiapan Berkeluarga, TAHAN-GA untuk Ketahanan Keluarga, FUNGSI-GA untuk Keberfungsian Keluarga, RESILIENSI-GA untuk Resiliensi Keluarga, LING-GA untuk Lingkungan Ramah Keluarga, TERA-GA untuk Kesejahteraan Keluarga, TEKEN-GA untuk Tekanan Ekonomi Keluarga, Tekanan Ekonomi Keluarga Subjektif, Kehidupan Antar Umat Beragama, dan fitur Perilaku Koping Ketahanan Pangan Keluarga.
“Ke depannya, Famlink akan dilengkapi dengan beberapa instrumen tambahan, yaitu LIENSI-GA untuk Resiliensi Keluarga, STRUKTUR-GA untuk kekokohan dan kestabilan struktur keluarga, MANKEU-GA untuk manajemen keuangan keluarga, STRES-GA untuk Manajemen Stres Keluarga, ASUH-GA untuk Pengasuhan Anak di Keluarga” tutur Prof Euis.
Setiap penggunaan fitur diagnostik, pengguna dapat melihat kembali riwayat asesmen dan meninjaunya ulang. Layanan konsultasi dapat digunakan dengan mengajukan pertanyaan bersifat privat maupun publik, kemudian akan dijawab oleh para pakar dari lembaga mitra Famlink.
Terdapat tujuh lembaga yang bermitra dengan Famlink, yaitu Penggiat Keluarga (GiGa) Indonesia, Dompet Dhuafa, Gerakan Indonesia Beradab (GIB), Komunitas Cerita Cinta Bayi dan Bunda (Cacabun), Lembaga Amil Zakat (LAZ) Harapan Dhuafa, Pusat Advokasi dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PAHAM), dan Salimah.
Di samping itu, berbagai fitur edukasi juga dapat diakses bebas oleh pengguna. Misalnya artikel, event, dan materi seputar ketahanan dan pembangunan keluarga.
“Inovasi sosial FamLink menjadi salah satu upaya percepatan pendidikan dan layanan keluarga di era digital dan Indonesia 4.0 menjadi aset penyiapan masyarakat menuju ‘Society 5.0’,” kata Prof Euis. (MW/Rz)