Atasi Stunting, Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University di Kelurahan Dampyak Buat Gebrakan Baru
Stunting sudah bukan informasi baru bagi warga Indonesia. Kejadian ini banyak ditemukan pada anak-anak Indonesia, tidak terkecuali di Kelurahan Dampyak, Kecamatan Kramat, Tegal, Jawa Tengah.
Zalfa Novianita, mahasiswa IPB University menjelaskan, meskipun angka stunting di Kelurahan Dampyak relatif sedikit, pengawasan secara berkala, pencegahan, dan pengobatan tetap harus dilakukan khususnya terhadap anak terindikasi mengalami Stunting.
Zalfa yang tengah menjalani program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi di Kelurahan Dampyak menuturkan, program yang telah diinisiasi oleh pihak kelurahan dalam mengatasi stunting sudah cukup memadai. Salah satunya adalah pengecekan anak secara rutin setiap bulan yang diadakan di posyandu setiap RW.
Selain itu, terdapat juga monitoring pertumbuhan ibu hamil dan anak yang terindikasi terkena stunting, serta program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan anak-anak.
Berdasarkan diskusi mahasiswa KKNT Inovasi dengan sejumlah pihak, program yang telah dijalankan sejauh ini lancar, namun terdapat sedikit masalah. Menurut Robiatun, salah satu warga, masalah utama dalam program pencegahan stunting ini adalah tidak konsistennya ibu-ibu untuk membawa anaknya ke posyandu setiap bulan sehingga perkembangannya kurang terawasi oleh kader posyandu.
“Berbagai cara telah dilakukan untuk membuat ibu-ibu kembali membawa anaknya ke posyandu secara rutin, seperti mengingatkan secara langsung, maupun mendatangi secara langsung rumah ke rumah yang ternyata tidak efektif,” ungkapnya.
Menanggapi masalah tersebut, mahasiswa KKNT Inovasi IPB University memutuskan untuk membuat program Gerakan Anak Sehat Dampyak (GAS Dampyak). Program ini berupa edukasi menggunakan brosur yang memuat informasi mengenai bahaya stunting. Informasi yang diberikan berupa bahaya, cara pencegahan dan penanganan, serta rekomendasi menu makanan sehat.
“Meskipun padat informasi, brosur yang kami buat tidak mengurangi nilai estetika sehingga mudah dan menarik untuk dibaca. Dengan adanya brosur ini, diharapkan dapat bermanfaat untuk ibu-ibu yang memiliki balita,” tutur Zalfa yang juga ketua pelaksana program.
“Semoga ke depannya ibu-ibu semakin aktif dan rajin ke posyandu untuk mengukur dan menimbang anaknya,” imbuh Nadila Faiza, mahasiswa IPB University lainnya. (*/Rz)