A New Child: Program PKM IPB University Sukses Tingkatkan Resiliensi Anak-anak yang Sempat Putus Sekolah

A New Child: Program PKM IPB University Sukses Tingkatkan Resiliensi Anak-anak yang Sempat Putus Sekolah

A New Child Program PKM IPB University Sukses Tingkatkan Resiliensi Anak-anak yang Sempat Putus Sekolah
Student Insight

Mahasiswa IPB University, mencetuskan program yang bernama A New Child yang ditujukan untuk anak-anak yang sempat putus sekolah di Bogor. Kegiatan ini merupakan salah satu Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) yang berlangsung pada bulan Mei hingga Juni 2024.

Kegiatan ini bermitra dengan Yayasan Rumah Visioner dengan sasaran yaitu 15 orang anak-anak berusia 13 tahun hingga 20 tahun yang sempat putus sekolah. Fokus utama program ini adalah penguatan inner strength, external support dan problem solving guna menumbuhkan self-resilience anak-anak.

Program A New Child diusung oleh mahasiswa IPB University yang diketuai oleh Rohimatul Janah dan dibimbing oleh Dr Megawati Simanjuntak dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen. Anggota tim terdiri dari Eca Kartika Riyadi dan Putri Rachma dari Departemen Agribisnis, Grasia Dwi Cahyani Hutauruk dan Muhammad Irsyad Al Debaran dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Rohimatul Janah menerangkan, terbentuknya program ini berangkat dari permasalahan yang terjadi pada anak-anak yang sempat putus sekolah di Rumah Visioner. Berdasarkan wawancara kepada ketua yayasan, anak-anak mengalami resiliensi yang rendah.

“Daya tahan untuk belajarnya kurang, bahkan sampai tidak mau sekolah lagi. Terkadang juga di-bully karena latar belakang mereka,” ujar Mohammad Arif Pramarta selaku ketua Yayasan Rumah Visioner.

Program A New Child hadir dengan berlandaskan dari tiga sumber resiliensi yang dinyatakan oleh Grotberg (1995) yaitu I Am (Building Inner Strength), I Have (Strengthen External Support) dan I Can (Problem Solving and Creativity). Diharapkan, nantinya anak-anak menjadi lebih resilien yaitu dapat bertahan, beradaptasi, dan dapat memecahkan masalah yang terjadi dalam kehidupannya.

“Program yang dilakukan sangat beragam, seperti menulis This is Me melalui buku Child Diary, Discovering our journey, menggambar Current me vs Future me, Talk to mirror, journaling, membuat Precious memories, Life roadmap, A new child board game, Dream puzzle, focus group discussion, Self-regulation session dan masih banyak lagi,” urainya.

Anak-anak mengakui bahwa program A New Child sangat menyenangkan dan membuatnya semakin bersemangat dalam menggapai mimpi walaupun terdapat banyak tantangan dalam menggapainya.

Kesan dari program ini diungkapkan oleh salah satu peserta program, yaitu Bunga. “Terima kasih banyak kakak-kakak PKM, program ini yang sangat kami tunggu-tunggu karena sangat menyenangkan dan tidak membosankan, kami juga jadi lebih bersemangat dan tidak menyerah dalam menggapai cita-cita,” ujar dia.

Elin, salah satu kakak asuh dari Yayasan Rumah Visioner juga mengaku sangat senang karena program ini sangat bermanfaat untuk adik-adik Rumah Visioner. “Program A New Child menurutku keren banget, soalnya bisa langsung keliatan gitu progres dari peserta yang mengikuti kegiatan,” ungkapnya.

“Contoh sederhananya Raka, dia awalnya malu-malu, tapi setelah ikut kegiatan jadi mau maju ke depan, bercerita di depan, bahkan mau tampil dance sebelumnya dia bilang malu dance kecuali saat dia lomba,” sebut Elin.

A New Child berhasil untuk meningkatkan resiliensi anak-anak yang sempat putus sekolah dengan dibuktikan dari pernyataan orang tua peserta bahwa anaknya menjadi lebih semangat dalam belajar, baik di rumah maupun di sekolah.

“Menurut saya bagus, Kak. Saya lihat foto-fotonya Tifan mau maju. Bisa bicara di depan, semakin rajin belajar, dan hari Minggu ada kegiatan yang positif yang biasanya dia lakukan main game,” ujar Tina, salah satu orang tua peserta.