Tim Dosen Pulang Kampung IPB University Luncurkan Inovasi PENYINTAS

Tim Dosen Pulang Kampung IPB University Luncurkan Inovasi PENYINTAS

Tim Dosen Pulang Kampung IPB University Luncurkan Inovasi PENYINTAS
Berita

Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 328,93 juta jiwa. Populasi penduduk yang semakin meningkat dapat berdampak pada keterbatasan sumber daya, seperti masalah kemiskinan, pangan, kesehatan, dan lingkungan.

Berkaitan dengan hal di atas, selain pendidikan dan penelitian, perguruan tinggi memiliki peran penting melalui pengabdian kepada masyarakat. Program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) IPB University merupakan salah satu realisasi pengabdian masyarakat yang dikoordinasikan melalui Direktorat Pengembangan Masyarakat AgroMaritim (DPMA).

Tim Dospulkam yang diketuai oleh Dr Siti Amanah, Dosen Fakultas Ekologi Manusia (Fema) mengusung inovasi PENYINTAS (Pendekatan Penyuluhan Sensitif Gizi sebagai Investasi Modal Manusia menuju Indonesia Emas) dengan melaksanakan kick-off meeting bersama mitra Tim Penggerak Program Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelurahan Kampung Kajanan, Kabupaten Buleleng, Bali.

Tim Dospulkam “PENYINTAS” didukung oleh tiga dosen Fema, satu dosen Sekolah Vokasi IPB University dan lima mahasiswa multistrata dari Departemen Sains Komunikasi Pengembangan Masyarakat (SKPM), dan satu staf pendukung.

“Salah satu perspektif yang berkembang berkaitan dengan pendekatan penyuluhan sensitif gizi adalah produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. Kami menekankan bahwa Tim PKK berperan penting sebagai Penyuluh Swadaya dalam membantu transformasi perilaku ke arah yang lebih baik dalam menerapkan sepuluh Program Pokok PKK yang sangat mendukung pencapaian tujuan pembangunan,” ujar Dr Siti.

Ia menyatakan bahwa melalui implementasi penyuluhan yang tepat sesuai kaidah pendidikan berkelanjutan, dapat mendorong terjadinya transformasi perilaku individu, kelompok dan masyarakat dalam produksi dan konsumsi pangan.

“Kami ingin mengingatkan pentingnya menerapkan gaya hidup sehat. Konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA) relatif mudah diterapkan karena Indonesia kaya akan sumber pangan lokal bernilai gizi tinggi. Namun, diperlukan kemauan dan usaha nyata untuk memulai hidup sehat lahir dan batin,” ungkapnya.

Dr Siti juga menuturkan bahwa pelaksanaan “PENYINTAS” memerlukan sinergi dan kerjasama multipihak, termasuk support dari Pemerintah, partisipasi masyarakat, dan dukungan dunia usaha dan dunia industri

“Saya berharap tim PKK dan penyuluh setempat memiliki peran yang besar dalam mengedukasi dan mendampingi para masyarakat, khususnya Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam memproduksi pangan yang sehat dan aman,” tuturnya. (*/Lp)