Mahasiswa PKM IPB University Kenalkan Pertanian Organik pada Anak-Anak Kampung Bayam
Tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-PM) IPB University mengamati bahwa konflik agraria di Kampung Bayam, Jakarta Utara berdampak negatif pada pendidikan anak-anak, seperti jarak rumah ke sekolah yang jauh, trauma, berkurangnya waktu belajar, hingga anak-anak yang tidak berangkat ke sekolah akibat penggusuran.
Untuk mengatasi masalah tersebut, tim PKM-PM merancang lima program besar yang bekerja sama dengan Majelis Taklim Kampung Bayam Madani di Jakarta Utara. Program ini fokus pada pendidikan karakter regulasi diri untuk anak-anak terdampak konflik agraria, guna meningkatkan motivasi belajar mereka.
Salah satu programnya adalah kegiatan love: growing love yang telah dilaksanakan pada 22/6, dengan mendayagunakan lahan seadanya sebagai taman di sekitar Saung Inspirasi, Hunian Sementara Kampung Bayam.
Kegiatan growing love dilakukan dengan proses penanaman benih produk pertanian unggulan Kampung Bayam bersama dengan anak-anak terdampak konflik agraria akibat pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).
Daffa, selaku ketua tim PKM Pancatara menuturkan bahwa program love ini diajukan atas dasar permintaan mitra untuk mengenalkan anak-anak terkait jati diri mereka sebagai anak dari petani kota. Di samping itu, tren pertanian organik sangat menjanjikan di masa depan.
Ia menjelaskan, rangkaian kegiatan program dilakukan melalui lima proses kegiatan, yaitu penyampaian materi, proses penguburan kapsul waktu, persiapan taman, penanaman kreasi pertanian pada media tanah yaitu hydrogel dan hidroponik dan proses perawatan.
“Luaran dari program growing love diharapkan dapat meningkatkan pemahaman anak-anak tentang memupuk cinta terutama cinta lingkungan serta peningkatan semangat dan motivasi belajar melalui refleksi kegiatan pertanian,” ujar Daffa
“Saya sangat berterima kasih, berkat adanya kakak-kakak dari tim Pancatara IPB anak-anak di Kampung Susun Bayam ini bisa bahagia dan ceria kembali. Anak-anak juga bisa sedikit melupakan atas rasa trauma yang dialami karena adanya proses pengusiran secara paksa dan kasar oleh petugas keamanan,” ucap Furqon selaku ketua Paguyuban Kampung Bayam Madani.
Selanjutnya ia menyatakan bahwa, dengan adanya program love dapat menghidupkan kembali semangat bertani dengan memanfaatkan lahan yang seadanya.