IPB University Bersama PT Freeport Indonesia (PTFI) Gelar Peluncuran dan Bedah Buku “Antara Grasberg dan Arafura”

IPB University Bersama PT Freeport Indonesia (PTFI) Gelar Peluncuran dan Bedah Buku “Antara Grasberg dan Arafura”

IPB University Gelar Peluncuran dan Bedah Buku “Antara Grasberg dan Arafura”
Berita

PT Freeport Indonesia (PTFI) berkolaborasi dengan IPB University menggelar Peluncuran dan Bedah Buku ‘Antara Grasberg & Arafura’, di kampus IPB Dramaga, Bogor, 26/6. Buku ini merupakan sebuah buku sains popular yang ditulis oleh Dr. Rusdian Lubis, seorang praktisi lingkungan hidup yang telah melanglang buana selama empat dasawarsa di dunia akademisi dan pertambangan.

Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria dalam sambutannya menyampaikan kegiatan peluncuran buku merupakan salah satu upaya untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat terkait keanekaragaman hayati Papua.

“Buku ini sangat menarik, buku terkait riset dilakukan oleh Pak Rusdian, profesional eksekutif yang memiliki karakter akademik, yang diabadikan dalam bentuk buku. Dokumentasi peristiwa ini mampu mendokumentasikan pemikiran yang dapat memberikan added value bagi pembaca. Saya sangat mengapresiasi karya ini, tidak hanya menulis semua spesies, istilah latinnya pun lengkap, buku ilmiah populer yang sangat menarik,” ungkapnya.

Wakil Rektor IPB University bidang Riset, Inovasi dan Pengembangan Agromaritim, Prof. Ernan Rustiadi menyambut baik peluncuran dan bedah buku ini. Ia mengatakan, IPB University tidak hanya fokus dalam bidang pertanian, melainkan juga kuat dalam bidang lingkungan. “IPB University berada di posisi 200 dunia perguruan tinggi bidang lingkungan, dan mempelopori berdirinya pusat studi lingkungan tertua,” ucapnya.

Melalui pengemasan sains popular, diharapkan buku setebal 254 halaman ini dapat membawa pembaca mengenal dekat kekayaan keanekaragaman hayati Papua, khususnya di wilayah operasi PTFI yang membentang dari pesisir hingga Pegunungan Alpin di dataran tinggi Kabupaten Mimika, termasuk kearifan budaya masyarakat setempat.

Rusdian mengungkapkan Pulau Papua memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. “Terletak antara dua benua, Asia dan Australia, geografis dan geologis Papua menghasilkan mozaik ekosistem unik dan kompleks, membuat pulau itu memiliki keanekaragaman flora dan fauna termasuk ribuan jenis endemis yang tidak ditemukan di tempat lain di planet ini. Hutan hujan perawan, hutan bakau, dan ekosistem dataran tinggi bagi satwa burung Cenderawasih, kanguru pohon dan jenis tumbuhan lainnya yang tak terhitung jumlahnya,” ujarnya.

Ia mengatakan salah satu tantangan utama saya dalam menulis buku ini adalah akurasi dan menterjemahkan konsep ilmiah secara popular.

“Saya berterima kasih kepada PT Freeport Indonesia yang telah mendukung penerbitan buku ini. Saya berharap keberadaan buku ini dapat mengedukasi masyarakat untuk terus mengenal kekayaan alam budaya Papua serta komitmen PTFI terhadap pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia,” ungkap Rusdian.

Dalam kegiatan bedah buku ini, terdapat tiga penanggap, Dr. Gesang Setyadi VP Environmental PTFI, Prof Dr Dwi Listyo Rahayu Pakar Internasional Krustasea BRIN, Prof. Dr. Charlie Heatubun Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Papua Barat. Puluhan mahasiswa strata satu lintas angkatan, program doktoral dan dosen hadir dalam acara yang berlangsung santai dan interaktif ini.

Prof. Dwi Listyo Rahayu biasa disapa Yoyo mengatakan narasi-narasi dalam buku ini mudah dipahami dan edukatif. “Buku ini merupakan buku ilmiah popular yang sangat edukatif, mampu memberi gambaran tentang kekayaan keanekaragaman hayati di wilayah PTFI. Setelah membaca buku ini saya jadi mengenal lebih dekat ekosistem hutan dan lumut,” ujarnya.

Senada dengan Prof. Yoyo, Prof. Charlie pun mengapresiasi buku “Antara Grasberg dan Arafura” berpotensi tidak hanya sebatas buku biasa. Menurutnya dimensi kearifan budaya dalam buku sangatlah bagus karena terdapat informasi ilmiah yang sangat relevan untuk ditindaklanjuti dalam rangka pelestarian dan pengelolaan yang bijaksana demi kemaslahatan umat manusia dan bumi di masa depan. “Buku ini mampu menjadi alat komunikasi antara dunia ilmiah, praktisi dan pemerintah,” ungkap Charlie.

Vice President Environmental PTFI, Dr. Gesang Setyadi menuturkan sebagai salah satu perusahaan yang beroperasi di lokasi dengan mega biodiversity, PTFI selalu menjalankan kebijakan lingkungan yang salah satunya adalah berkontribusi dalam konservasi keanekaragaman hayati. “Kami aktif bermitra dengan berbagai lembaga dan peneliti untuk mendokumentasikan hasil penelitian dan tulisan ke dalam buku untuk memperkaya khazanah serial buku keanekaragaman hayati di Papua,” kata Gesang.

Salah satu peserta bedah buku Nabila Zulfa dari Fakultas Ekologi Manusia IPB University mengatakan acara bedah buku ini sangat bermanfaat. Selain untuk saling mengenal lebih dekat Pulau Papua dan PTFI, juga dapat berbagi pengalaman cerita interaksi antara masyarakat Papua dan alamnya.