SKHB IPB University Adakan Pelatihan Penanganan Hewan Laboratorium bagi Mahasiswa

SKHB IPB University Adakan Pelatihan Penanganan Hewan Laboratorium bagi Mahasiswa

SKHB IPB University Adakan Pelatihan Penanganan Hewan Laboratorium bagi Mahasiswa
Berita

Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University bekerja sama dengan Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) menggelar Pelatihan Dasar Penanganan Hewan Laboratorium. Pelatihan ini diikuti oleh 23 mahasiswa dari berbagai fakultas di IPB University yang akan melaksanakan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan Lomba Riset Sawit tingkat Mahasiswa tahun 2024.

Dalam sambutannya, Dr drh Amrozi selaku Dekan SKHB IPB University menyampaikan, pelatihan ini diadakan sebagai bentuk komitmen dan dukungan untuk mencapai prestasi tertinggi di kompetisi PKM setiap tahunnya. Selain itu, pelatihan etik hewan yang diberikan khusus bagi mahasiswa PKM ini merupakan kesempatan emas karena tidak semua mahasiswa berkesempatan mendapatkan materi pelatihan ini.

“Tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan bekal pengetahuan kepada mahasiswa IPB University dalam penelitian yang menggunakan hewan laboratorium. Dengan mengikuti pelatihan ini semoga menjadi bekal ilmu bagi seluruh peserta dan dapat memperlancar pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan,” ungkapnya.

Pada hari pertama, peserta mendapat materi berharga dari para ahli. Prof drh Arief Boediono, PAVet (K) membuka sesi dengan materi “Pengantar Ethical Clearance dan Penjelasan Form Etik Hewan”. Ia menjelaskan, ethical clearance diperlukan dalam setiap pelaksanaan penelitian yang menggunakan hewan karena berisi substansi yang menjamin bahwa hewan percobaan akan diperlakukan dengan baik.

“Prinsip memperlakukan hewan percobaan dengan baik merujuk pada 3R dan 5F. Prinsip 3R meliputi Replacement, Reduction, Dan Refinement. Kaidah replacement atau penggantian merupakan prinsip untuk mengganti jenis hewan percobaan dengan jenis hewan lain dengan taksonomi yang lebih rendah apabila memungkinkan tanpa mengurangi esensi penelitian yang akan dilakukan,” jelasnya.

Prinsip reduction atau pengurangan merupakan usaha untuk mengurangi jumlah hewan percobaan yang diperlukan untuk penelitian. Hal tersebut dapat dicapai dengan membuat desain penelitian yang efektif dan penghitungan statistika yang tepat sehingga jumlah hewan percobaan yang diperlukan menjadi minimal.

Adapun, lanjut Prof Arief, kaidah refinement yaitu memberikan perlakuan perbaikan bagi hewan percobaan sehingga kesejahteraannya dapat meningkat. Hal tersebut dapat ditempuh dengan beberapa cara seperti memberikan lingkungan yang nyaman bagi hewan selama pemeliharaan, meminimalkan prosedur penelitian yang sifatnya menyakitkan bagi hewan, dan memberikan perawatan yang memadai setelah perlakuan dilakukan pada hewan percobaan.

Sementara penerapan prinsip 5F meliputi Freedom from hunger and thirst, Freedom from pain, injury, and disease; Freedom from fear and distress; Freedom to express normal behavior; dan Freedom from discomfort.

“Prinsip 3R dan 5F tersebut diharapkan dapat terpenuhi dengan melengkapi form ceklist pengisian etik hewan. Dalam form tersebut mengandung substansi yang membantu untuk terpenuhinya aspek kelayakan penggunaan hewan laboratorium dalam sebuah rencana penelitian dari awal penyediaan hewan, perlakuan, sampai dengan penanganan hewan di akhir percobaan,” tandasnya.

Hari kedua difokuskan pada praktik langsung penanganan hewan laboratorium. Mahasiswa berkesempatan mempelajari teknik handling dan restrain hewan, aplikasi obat, euthanasia, pembedahan, serta penanganan sampel. Kegiatan ini juga dibantu oleh mahasiswa SKHB IPB University dan pegawai Unit Pengelola Hewan Laboratorium (UPHL).

Pada hari terakhir, para peserta mempresentasikan hasil pengisian form etik hewan kepada para penilai, yang juga merupakan narasumber. Evaluasi dilakukan untuk memastikan bahwa para peserta telah mencapai standar pelatihan yang diharapkan.

“Pelatihan ini memberikan kami pengetahuan yang sangat berguna mengenai hewan laboratorium dan prosedur pengajuan etik penelitian. Ini tentunya menjadi nilai tambah bagi penelitian PKM kami,” ujar salah satu peserta dengan antusias. (AP/Rz)