Pakar dan Mahasiswa MSP IPB University Beri Masukan Dokumen Status Lingkungan Hidup IKN

Pakar dan Mahasiswa MSP IPB University Beri Masukan Dokumen Status Lingkungan Hidup IKN

Pakar dan Mahasiswa MSP IPB University Beri Masukan Dokumen Status Lingkungan Hidup IKN
Berita

Status Lingkungan Hidup (SLH) Ibu Kota Negara (IKN) sedang disusun oleh Asian Development Bank (ADB) berkolaborasi dengan Otorita IKN. Dokumen SLH berisi tentang kondisi atau rona lingkungan hidup IKN yang merepresentasikan kondisi lingkungan baik pada musim kemarau maupun pada musim penghujan.

Menurut Prof Hefni Effendi, Pakar IPB University dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), SLH IKN seyogyanya menggambarkan semua aspek lingkungan baik hayati maupun non hayati, baik terestrial maupun akuatik, baik kondisi geo-fisik-kimia-biologi maupun kondisi sosial-ekonomi-budaya-kesehatan.

“Kondisi lingkungan tersebut hendaknya divisualkan secara spasial berbasis Geographic Information System (GIS), sehingga memudahkan pengguna melihat kecenderungannya berdasarkan keruangan,” demikian salah satu usulan Prof Hefni Effendi, yang berperan sebagai pembahas pada Workshop Forest City Menjamin Status Lingkungan Hidup Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas.

Workshop ini terselenggara atas kolaborasi Departemen MSP IPB University dan Otorita IKN. Pada workshop ini dipaparkan secara rinci tentang makna dari konsep Smart Forest City oleh Dr Onesimus Patiung, Direktur Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Otorita IKN. Selanjutnya draf SLH secara rinci dipaparkan oleh Atep Hermawan, MSi, yang mewakili ADB selaku penyusun dari dokumen SLH.

Selain Prof Hefni sebagai pembahas 1, sekelompok mahasiswa Program Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) IPB University yang mengikuti kuliah yang diampu oleh Prof Hefni, yakni Instrumen Manajemen Lingkungan, juga berpartisipasi sebagai pembahas 2. Mahasiswa ini dibagi menjadi 6 kelompok dan membedah semua aspek lingkungan yang tertera dalam draf dokumen SLH.

“Para mahasiswa ini, dengan bagus mencermati isi dokumen dari sisi kelengkapan sebagai dokumen SLH yang merupakan titik pijak awal (benchmarking) kondisi lingkungan sebelum kelak akan menjelma menjadi kota metropolitan smart forest city,” ungkap Prof Hefni.

Selain mencermati kelengkapan sebagai dokumen benchmark, mahasiswa juga menyelisik kekurangan, dan sekaligus memberikan saran konstruktif untuk memperkaya dan memberi warna terhadap dokumen SLH dari perspektif generasi Z yang memiliki mimpi terhadap future trend dari kota masa depan IKN.

Pada akhir paparan, Dr Onesimus dan Atep sangat mengapresiasi, masukan bernas yang disampaikan oleh kawula muda representasi gen Z yang peduli terhadap lingkungan. Workshop yang merupakan ajang untuk menggalang masukan dari sejumlah stakeholders ini dimoderatori oleh Prof Yusli Wardiatno, Guru Besar Departemen MSP IPB University.

Selanjutnya, kedua belah pihak baik Otorita IKN maupun Departemen MSP IPB University berkepentingan untuk terus melanjutkan kolaborasi ini. “Dengan demikian, para akademisi akan dapat terus memberikan sumbangasih peran terhadap masa depan IKN ditinjau dari perspektif keberlanjutan lingkungan yang senantiasa diharapkan, agar jasa ekosistem (ecosystem services) terestrial dan akuatik yang tersedia di IKN dan sekitarnya dapat dipelihara dengan baik, serta lestari dan berkelanjutan,” harap Prof Hefni. (HEF/Rz)