MBKM di Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan IPB University, Hadirkan Praktisi Mengajar

MBKM di Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan IPB University, Hadirkan Praktisi Mengajar

MBKM di Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan IPB University, Hadirkan Praktisi Mengajar
Berita

Program Studi Supervisor Jaminan Mutu Pangan (JMP) Sekolah Vokasi IPB University terus berinovasi dalam memberikan pendidikan berkualitas bagi mahasiswanya. Kali ini, dengan menyelenggarakan program “Belajar Bersama Praktisi” yang diadakan pada Jumat, (18/5). Acara ini merupakan bagian dari Mata Kuliah Pengendalian Bahan Tambahan Pangan yang difokuskan pada Pengendalian Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet, Pemanis, dan Pewarna di Industri Pangan. Kegiatan ini mengundang dua praktisi di bidangnya, yaitu Andri Camus, STP, MP dari PT. Mane Indonesia dan Aginta Friska M, STP, MSc dari PT. Realfood Winta Asia.

Koordinator mata kuliah, Made Gayatri Anggarkasih, STP, MSi menerangkan program ini diharapkan dapat memberikan wawasan praktis kepada mahasiswa yang bisa langsung diterapkan di industri. Ia menyebut, melalui program Praktisi Mengajar, menekankan bahwa kolaborasi dengan praktisi adalah langkah strategis untuk menjembatani dunia akademik dan industri.

“Melalui program ini, kami berharap mahasiswa dapat memperoleh wawasan praktis yang dapat diaplikasikan langsung di industri. Kolaborasi dengan para praktisi merupakan langkah strategis untuk mempersiapkan lulusan prodi JMP IPB University untuk memiliki wawasan yang luas serta mampu berkiprah dengan baik di dunia kerja,” ujar Made Gayatri.

Dosen IPB University itu melanjutkan, dengan adanya program ini, diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami dan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dalam perkuliahan ke dalam dunia kerja yang sesungguhnya.

Dalam kesempatan ini, Andri Camus, yang menjabat sebagai Savory Application and Business Development Manager di PT Mane Indonesia, berbagi pengalamannya dalam pengendalian bahan tambahan pangan. Ia menyebut, industri pangan wajib memahami regulasi dan teknologi terbaru dalam penggunaan bahan tambahan pangan (BTP).

“Penting bagi industri pangan untuk memahami regulasi dan teknologi terbaru dalam penggunaan bahan tambahan pangan, sehingga produk yang dihasilkan tidak hanya aman dikonsumsi tetapi juga memenuhi standar kualitas yang tinggi,” ujarnya.

Sementara itu, Aginta Friska, Supervisor Research & Innovation di PT. Realfood Winta Asia, menekankan pentingnya mengendalikan penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) di industri pangan. “Penggunaan BTP di industri pangan harus merujuk kepada regulasi, memperhatikan karakteristik produk, dan juga efeknya terhadap kesehatan,” kata Aginta. (ASW/ra)