Kemasan Pangan Cerdas dengan Nanopartikel ZnO: Solusi Revolusioner Guru Besar IPB University

Kemasan Pangan Cerdas dengan Nanopartikel ZnO: Solusi Revolusioner Guru Besar IPB University

Kemasan Pangan Cerdas dengan Nanopartikel ZnO: Solusi Revolusioner Guru Besar IPB University
Riset

Plastik sintetik masih menjadi bahan kemasan yang paling banyak dipakai. Namun demikian, kemasan sekali pakai ini tingkat daur ulang dan degradasinya rendah sehingga menjadi kontributor utama pencemaran lingkungan.

Prof Nugraha Edhi Suyatma, Guru Besar IPB University dari Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) menawarkan salah satu solusi dengan mengembangkan plastik berbasis biopolimer sebagai bahan kemasan alternatif. Solusi inovatif tersebut ia sampaikan dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar IPB University, Rabu, (22/5) secara daring.

Penambahan nanoteknologi seperti nanopartikel seng oksida (NP-ZnO) digunakan untuk mengatasi kekurangan biopolimer dan meningkatkan performanya. Kemasan biopolimer biasa dapat disulap menjadi kemasan pangan aktif atau cerdas dan terbarukan dengan penerapan nanoteknologi ini.

“Penambahan NP-ZnO pada biopolimer akan dapat meningkatkan kekuatan mekanik kemasan, barrier properties, ketahanan terhadap kelembaban, menurunkan permeabilitas uap air dan sinar UV, memberikan fungsi aktif sebagai antimikroba, dan dapat dikembangkan untuk kemasan cerdas yang dapat mendeteksi kerusakan pangan dan kontaminan,” jelasnya.

Pemilihan NP-ZnO sebagai nanoreinforcing agent pada biopolimer memberikan banyak keunggulan dibandingkan nanopartikel oksida logam lainnya. Sifatnya biokompatibel, sehingga aman dan tidak toksik sebagai kemasan pangan, antimikroba, mudah didispersi, harga paling murah, ketahanan terhadap sinar UV paling baik, serta ketersediaan bahan bakunya melimpah.

Menariknya, NP-ZnO juga berpotensi besar untuk diaplikasikan sebagai kemasan cerdas dengan nanosensor pendeteksi keberadaan senyawa penciri kerusakan pangan. Misalnya seperti H2S, volatile amine, amonia, etilen, histamin dan etanol. Keunggulan ini tidak dapat ditemukan di plastik sintetik pada umumnya.

Nanopartikel ZnO masih belum diproduksi secara massal sehingga perlu dukungan semua pihak. Terlebih kemasan cerdas ini ditujukan atas urgensi krisis, energi, pemanasan global dan kerusakan lingkungan.

“Perlu perhatian dari pemerintah melalui regulasi serta edukasi masyarakat untuk lebih berperilaku ramah lingkungan agar percepatan produksi NP-ZnO dan penggunaannya sebagai kemasan cerdas dapat diwujudkan,” tambah dia. (MW/Rz)