Jelang KKNT Inovasi, IPB University Tekankan Materi K3 pada Kuliah Pembekalan Terakhir
Rangkaian pembekalan program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi IPB University periode Juni-Agustus 2024 telah rampung. Pada kuliah pembekalan terakhir (4/5), mahasiswa KKNT Inovasi mendapatkan pembekalan terkait materi kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Dr drh Aulia A Mustika, Kepala Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kantor Manajemen Risiko IPB University memberikan materi terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Mengingat terdapat beberapa kondisi bahaya yang dapat ditemui oleh mahasiswa KKNT Inovasi selama menjalankan kegiatan di lokasi.
Kondisi bahaya ini bervariasi sesuai dengan tipologi daerah yang menjadi lokasi mahasiswa KKNT Inovasi. Bahaya yang dapat ditemui termasuk adanya human error and health risk, yakni potensi risiko kecelakaan yang disebabkan oleh pengendara lain, jatuh, atau tertular penyakit.
Potensi hazardous situations and location, misalnya di lokasi peternakan yang memiliki risiko tergigit, dikejar hewan, tertendang ternak, dan zoonosis atau tertular penyakit dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Hal ini berbeda dengan potensi risiko yang akan timbul pada lokasi yang didominasi oleh hutan, yakni tersesat, terperosok atau jatuh, diganggu oleh satwa liar, gangguan serangga, dan timbulnya psikososial.
“Selanjutnya kejadian-kejadian horor atau makhluk tak kasat mata yang muncul selama mahasiswa melakukan KKNT Inovasi, bisa menimbulkan dampak psikososial, seperti kepikiran dan tidak bisa tidur. Sehingga perlu untuk bertanya kepada masyarakat untuk menghindari daerah-daerah angker dan mencari solusi untuk menangani kejadian ini,” ujar drh Aulia.
Untuk itu, kata dia, mahasiswa harus mempersiapkan diri untuk menghadapi bahaya dengan menyiapkan alat perlindungan diri (APD) untuk mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. Beberapa APD umum seperti, helm berkendara, sarung tangan, masker, safety shoes, baju lapang, jas lab, jas hujan juga diperlukan sesuai dengan kebutuhan.
“APD ini disesuaikan, jika di tempat tidak ada potensi bahaya apa-apa, ya tidak usah menggunakan APD. Tetapi ketika ada sumber bahaya ringan, hanya debu yang banyak, cukup menggunakan masker. Misalnya ada proyek pembangunan yang lebih berat, berarti perlu menggunakan safety helm dan sepatu boots, dan menggunakan helm berkendara ketika menggunakan motor,” imbuh Dr Aulia.
Selain itu, P3K dan obat pribadi perlu dipersiapkan, seperti obat asma, obat jantung obat alergi, dan lainnya. Kotak P3K idealnya dapat berisi 20 sampai 21 item yang sesuai dengan standar Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Pemahaman mengenai penggunaan APAR juga diperlukan untuk membantu penyelamatan warga apabila terjadi situasi dan kondisi darurat.
Ia juga menekankan keselamatan berkendara, karena menyangkut mobilitas mahasiswa di lokasi KKNT Inovasi yang akan menggunakan kendaraan bermotor. Karena itu, ia berpesan, mahasiswa perlu memeriksa kelengkapan standar dan fungsi motor dan mengurangi faktor human error, seperti mengantuk dan menggunakan gawai saat berkendara.
Selain materi K3, pembekalan kali ini juga diisi oleh Dr Salundik (Dosen Fakultas Peternakan IPB University) terkait teknik pengelolaan limbah rumah tangga dan hewan ternak dan materi agroforestri oleh Bima Krida Pamungkas (Head of Decarbonization PT Astra International Tbk). (*/Rz)