Guru Besar IPB University Jelaskan Pentingnya Sink dan Source dalam Peningkatan Produktivitas Padi Nasional
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan populasi yang besar dan beragam, menghadapi tantangan yang kompleks dalam memastikan ketersediaan pangan. Hal tersebut disampaikan oleh Prof Iskandar Lubis, Guru Besar Tetap Fakultas Pertanian IPB University pada saat Pra Orasi Ilmiah Guru Besar secara daring (8/5).
“Terdapat ancaman dan hambatan dalam produksi padi di Indonesia yang terdiri dari perubahan iklim, degradasi lahan hingga bencana alam. Ketidakpastian iklim dan pola cuaca yang semakin tidak terduga telah berdampak pada produktivitas pertanian. Banjir, kekeringan, dan perubahan suhu ekstrim dapat merugikan tanaman dan mengancam keberlanjutan produksi pangan,” ungkap Prof Iskandar.
“Analisis produksi tanaman melibatkan pemahaman mendalam terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dan kualitas hasil pertanian. Dengan menyelidiki elemen-elemen seperti ketersediaan air, tanah, iklim, dan teknologi pertanian, analisis ini memberikan wawasan yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan daya tahan pertanian,” ucapnya.
Guru Besar Bidang Analisis produksi Tanaman tersebut menjelaskan, potensi hasil adalah kemampuan tanaman mengekspresikan hasil berdasarkan potensi genetik yang dimiliki, dan besaran hasil tanaman padi ditentukan oleh ukuran sink dan source-nya.
“Ukuran sink atau sering disebut juga kapasitas sink merupakan produk dari jumlah bulir per unit area dikalikan dengan bobot satu bulir padi yang terisi penuh (bernas). Sementara, ukuran source untuk pengisian biji terdiri atas karbohidrat non-struktural yang diakumulasi hingga fase heading atau setengah berbunga dan bahan kering yang diproduksi selama periode pengisian biji,” jelas Prof Iskandar.
Prof Iskandar menuturkan, besarnya ukuran sink dan source dan keseimbangan diantara keduanya perlu menjadi bahan pertimbangan dalam pemuliaan tanaman. “Sebaiknya dipertimbangkan juga proses-proses formasi sink dan source yang didukung oleh kapasitas fotosintesis daun tunggal dan konduktansi stomata,” tuturnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pertimbangan yang sama juga diperlukan dalam pengelolaan pertanaman agar dapat memberikan hasil yang maksimal. Kondisi yang optimum perlu diupayakan mulai dari proses-proses formasi source dan sink, hingga proses pengisian biji agar berlangsung dengan baik dan optimal. (Lp)