Bagian dari MBKM, FPIK IPB University Bersama Regal Springs Indonesia dan FAO Sepakat Majukan Perikanan Tilapia Terpadu

Bagian dari MBKM, FPIK IPB University Bersama Regal Springs Indonesia dan FAO Sepakat Majukan Perikanan Tilapia Terpadu

Bagian dari MBKM, FPIK IPB University Bersama Regal Springs Indonesia dan FAO Sepakat Majukan Perikanan Tilapia Terpadu
Berita

Tim Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University diundang PT Regal Springs Indonesia (RSI) untuk melihat dan memberikan masukkan terkait kegiatan perusahaan perikanan tilapia terpadu. Hal ini merupakan langkah awal kerja sama dalam pengembangan pangan biru/blue food khususnya ikan nila atau tilapia.

Tim FPIK IPB University terdiri dari Dekan (Prof Fredinan Yulianda), Wakil Dekan bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan (Prof Mala Nurilmala) dan Koordinator Bidang Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (Prof Sulistiono).

Dalam kesempatan tersebut, tim FPIK University bersama Food and Agriculture Organization (FAO) berkunjung ke pembenihan (hatchery) ikan tilapia, pabrik pakan (feedmill), pabrik pengolahan (processing plant) di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

“FPIK IPB University siap berkontribusi dan bekerja sama dengan melibatkan mahasiswa sebagai bagian dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), penelitian, pengabdian, dan publikasi bersama yang melibatkan mahasiswa dan dosen,” ujar Prof Fredinan.

Pada kunjungan ini, tim FPIK IPB University mendapat informasi bahwa di RSI, ikan nila dibiakkan semi alami di wilayah pertambakan. Hasil produksi yang berupa larva dan anak ikan selanjutnya didederkan di kolam yang lain, kemudian dipindahkan ke Danau Toba untuk dibesarkan sampai ukuran 1,3-1,5 kilogram.

RSI memproduksi pakan sendiri dengan protein tinggi sesuai kebutuhan pertumbuhan ikan nila. RSI mengolah ikan nila menjadi loin dan fillet yang diekspor ke luar negeri (utamanya) dan pemasaran di dalam negeri. Semua bagian ikan termanfaatkan termasuk hasil sampingnya.

Kunjungan selanjutnya dilakukan di keramba jaring apung (KJA)/farming di Kabupaten Toba, Sumatera Utara. RSI berkomitmen dalam memperhatikan lingkungan termasuk kualitas air melalui pengecekan berkala. Pemanenan/harvesting dilakukan lebih advance dengan cara menarik keramba ikan ke pendaratan dan mengambil ikan tersebut dengan pumping yang disalurkan ke truk berpendingin untuk di bawa ke pabrik pengolahan.

President Director of RSI, Rudolf Hoeffelman menyambut baik kedatangan tim FPIK IPB University dan FAO. Ia yakin kegiatan ini merupakan awal kerja sama yang baik dalam mewujudkan transformasi pangan biru. Melalui budi daya perikanan yang berkelanjutan, RSI berkontribusi dalam penyediaan pangan berprotein tinggi.

“Konsep pangan biru (blue food) mendapatkan perhatian khusus saat ini,” ungkap Rajendra Aryal selaku perwakilan FAO untuk Indonesia. Pangan biru memiliki peran penting dalam mengurangi kelaparan dan kekurangan gizi termasuk stunting. (*/Rz)