Sekolah Vokasi IPB University dan IBI Kesatuan Bogor Bahas Proyek Akhir Sarjana Terapan Akuntansi
Sekolah Vokasi IPB University menerima kunjungan dari program studi (Prodi) Akuntansi, Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan Bogor (IBI Kesatuan), 14/3. Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka untuk berdiskusi mengenai Proyek Akhir Sarjana Terapan khususnya pada program studi Akuntansi.
Dr Rina Martini, Wakil Dekan Sekolah Vokasi IPB University Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni, mengungkapkan Sekolah Vokasi IPB University telah mengalami perkembangan signifikan sejak penyelesaian transformasi dari program Diploma. “Kami telah berkembang menjadi sekolah vokasi dengan 16 program studi yang telah menjadi vokasi, dan satu program studi sedang dalam proses menjadi vokasi,” kata Dr Rina.
Bahkan, program studi Komunikasi Digital dan Media serta Akuntansi termasuk ke dalam 10 besar dengan pelamar terbanyak di IPB University. “Hal itu menunjukkan bahwa saat ini kami bersaing secara langsung dengan S1,” ungkap Dr Rina.
Sementara, Direktur Fakultas Vokasi Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan (IBI Kesatuan), Dr Adil Fadillah, mengungkapkan pihaknya belum lama ini melakukan transisi dari program diploma menjadi vokasi. “Kami belum lama ini baru melakukan transisi dari sekolah tinggi menjadi institut dengan program vokasi. Oleh karena itu, kami masih memerlukan pengalaman khususnya dari Sekolah Vokasi IPB University,” kata Dr Adil.
Ketua Program Studi Akuntansi Sekolah Vokasi IPB University, Ratih Pratiwi, SE, MAk, dalam paparannya menyampaikan bahwa mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University melakukan proyek akhir pada semester delapan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa dari semester satu sampai lima, mahasiswa mendapatkan penguatan secara teori dan praktik.
“Pada semester delapan, setelah mahasiswa menjalankan program magang di semester enam dan tujuh, para mahasiswa dapat memilih proyek akhir berupa hasil kajian karya, magang proyek akhir, kegiatan kewirausahaan, pemecahan masalah, penelitian terapan, penelitian aksi kaji tindak, analisis kasus rekayasa sosial, dan analisis kebijakan,” ujar Ratih.