HA IPB University Himpun Masukan Pakar pada Agromaritim Outlook 2024

HA IPB University Himpun Masukan Pakar pada Agromaritim Outlook 2024

HA IPB University Himpun Masukan Pakar pada Agromaritim Outlook 2024
Berita

Himpunan Alumni IPB University menyelenggarakan AgroMaritim Outlook 2024 dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di IPB International Convention Center, 27-28/2.

Prof Deni Noviana, Wakil Rektor IPB University bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan menyampaikan ucapan selamat kepada Himpunan Alumni (HA) IPB University atas terselenggaranya rakernas ketiga. Ia menyampaikan bahwa agromaritim telah lama menjadi tonggak utama dalam membangun ekonomi nasional. Tidak hanya itu, agromaritim juga sebagai landasan menuju kedaulatan pangan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat.

“Sehingga demi mewujudkannya kita harus mengatasi berbagai tantangan dengan kolaborasi dan inovasi untuk mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045,” kata Prof Deni Noviana.

Ketua Umum DPP HA IPB University, Walneg S Jas, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan sebuah rangkaian sejak diluncurkannya buku putih beberapa waktu lalu. Melalui buku putih tersebut, HA IPB University telah merilis dan mendiseminasikan pokok pikiran agar kedaulatan agromaritim menjadi mainstream,

Walneg menjelaskan, pemikiran yang tertuang dalam buku putih tersebut dapat menjadi bagian dari pembangunan jangka menengah dan jangka panjang. Ia menilai, agromaritim sangat penting dan merupakan andalan Produk Domestik Bruto (PDB) pemerintah.

Walneg menambahkan dalam pengembangan agromaritim juga perlu ada bantuan teknologi agar ada penciptaan nilai tambah. “Kami berharap acara ini dapat menghasilkan poin-poin penting untuk dibawa ke pemerintah sebagai referensi pembangunan jangka menengah yang akan disusun pemerintah,” kata Walneg.

Sementra itu Dr Kasan, Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BK Perdag) mengapresiasi langkah HA IPB University yang telah dilakukan selama ini. Ia menyampaikan bahwa Kinerja ekspor Indonesia pada tahun 2023 meski surplus, akan tetapi melambat. Total ekspor sebesar 258,80 miliar dolar. Nilai ekspor non migas melambat 11, 97 persen, meski sebetulnya volume ekspor non migas tumbuh 8,43 persen. Ia mengaku Indonesia berhasil mencatatkan tren surplus perdagangan, selama 45 bulan yaitu periode mei 2020 sd januari 2024

“Berdasarkan kelompok produknya, beberapa produk primer utama yang paling banyak diekspor diantaranya beberapa produk agromaritim dan hasil olahannya, antaralain CPO, makanan dan minuman produk olahan, pulp, bungkil, karet dan ikan olahan,” kata Dr Kasan.

Lebih lanjut, Ia menyampaikan terkait tantangan dan peluang perdagangan global yang salah satunya adalah adanya pergeseran demografi penduduk. Ia menyebut, mayoritas negara maju memiliki demografi penduduk yang cenderung menua, sementara negara berkembang memiliki mulai masuk dalam fase bonus demografi.

Sejumlah pakar agromaritim yang hadir dan turut serta memberikan saran dan masukan diantaranya adalah Prof Rokhmin Dahuri, Dr Handito H Joewono, Prof Yonvitner, Prof Bustanul Arifin, Prof Luky Adrianto, Dr Dudi S Hendrawan, Prof Muladno, Dr Bambang Hendroyono, Lely Pelitasari, SP, ME dan Prof Hariadi Kartodiharjo.