Prof Irzaman Beberkan Langkah Mencapai Kemandirian Teknologi di Bidang Kesehatan
Dalam upaya mencapai kemandirian teknologi, khususnya di bidang kesehatan, peran fisika material ferroelektrik menjadi sangat penting. Hal ini diungkapkan Guru Besar Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University, Prof Irzaman.
Ia menjelaskan, materi ferroelektrik ini memiliki beragam sifat yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti sensor suhu, inframerah dan saklar inframerah termal.
Namun, untuk mencapai kemandirian dalam penerapan teknologi ini, langkah-langkah konkret perlu diambil. Menurutnya, kolaborasi lintas sektor salah satu kunci agar teknologi ferroelektrik dapat diterapkan untuk mendukung kemandirian bangsa di bidang kesehatan.
“Salah satu langkah pertama untuk memperoleh kemandirian dalam teknologi ferroelektrik adalah dengan pemerintah atau swasta berinvestasi dalam hasil penelitian dan pengembangan. Hal ini mencakup penyediaan dana bagi ilmuwan dan insinyur untuk melakukan penelitian mutakhir di bidangnya,” kata Prof Irzaman saat sesi Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar IPB University secara daring, (22/2).
“Selain itu, penting untuk membangun kemitraan dengan institusi akademis dan pemimpin industri untuk mendorong kolaborasi dan berbagi pengetahuan,” tambah sosok yang menjadi Dosen Departemen Fisika FMIPA, IPB University ini.
Sebagai contoh keberhasilan kolaborasi, IPB University, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan PT Tesena Inovindo, dengan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Lembaga Penyedia Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia melakukan penelitian alat kesehatan dalam konsorsium Alat Ukur Biomarker Darah Non-Invasif.
“Produk alat ukur kadar hemoglobin yang dihasilkan dari konsorsium tersebut telah melewati uji diagnostik di Rumah Sakit Universitas Brawijaya, dan telah menunjukkan akurasi yang cukup memuaskan dan sedang dalam proses pengurusan izin edar,” imbuhnya.
Dengan langkah-langkah konkret dan kerja sama lintas sektor, Prof Irzaman menegaskan bahwa Fisika Material Ferroelektrik dapat mendukung kemandirian bangsa di bidang kesehatan.
“Tiga langkah penting agar Fisika Material Ferroelektrik untuk mendukung kemandirian bangsa di bidang kesehatan terwujud, yaitu harus dilakukan dari sekarang, dari diri sendiri dan konsorsium, serta dari hal kecil sesuai kompetensi menuju yang besar,” beber peraih penghargaan Satyalancana Karya Satya ini.
Prof Irzaman berharap, kolaborasi akademisi, bisnis, community, dan government (ABCG) terus berlanjut agar teknologi ferroelektrik dapat mendukung kemandirian bangsa di bidang kesehatan.
“Harapan ke depan tentunya kita terus kokoh. Apalah daya peneliti jika tidak ditopang dengan rekanan seperti BRIN dan PT Tesena Inovindo, itu seperti lembah kematian. Kita selalu berkolaborasi membuat konsorsium supaya proyeksi ke depan ini berkembang,” katanya.
“Kami sudah berhasil membuat sensor cahaya, sensor suhu, sensor tekanan, tentunya nanti akan bersaing dengan sensor sensor pabrikan. Tentunya pengembangan selanjutnya jangan terputus. Kalau bisa kita jadi bangsa yang produktif, bukan konsumtif,” tandas Prof Irzaman. (MHT/Rz)