Tak Lagi Pakai Pestisida, Petani Cabai Akui Manfaat Teknologi Mikroba Intensif Inovasi IPB University
Para petani cabai dari enam wilayah pertanian yaitu Gowa, Kediri, Bantul, Tegal, Pandeglang dan Garut menyambut baik dan puas dengan inovasi teknologi karya Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University, Prof Suryo Wiyono.
Teknologi yang dimaksud adalah teknologi mikroba intensif untuk budi daya cabai. Atas dasar tersebut, mereka menghadiri acara Diseminasi Hasil, Sharing Knowledge dan Pameran Produk Teknologi Mikroba Intensif untuk Budi Daya Cabai.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Faperta IPB University bersama Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan) dan merupakan bagian dari program Kedaireka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Acara dilaksanakan di Auditorium Toyib Hadiwijaya, Kampus IPB Dramaga, Bogor (8/12).
Petani kini yakin tanpa pestisida petani bisa menanam cabai dengan hasil produksi yang memuaskan. Hal tersebut disampaikan salah satu petani asal Garut. Selain itu, keinginan untuk bisa difasilitasi terhadap teknologi juga disampaikan oleh petani cabai dari Gowa, Sulawesi Selatan. Menurutnya, pengetahuan petani terhadap teknologi mikroba intensif untuk budi daya cabai masih minim di wilayahnya.
Prof Suryo Wiyono, Dekan Faperta IPB University sekaligus ketua tim peneliti menyampaikan, teknologi mikroba intensif merupakan paket teknologi budi daya cabai dengan bantuan mikroba selektif untuk mengendalikan dari serangan hama.
“Selain efisien, teknologi ini juga dapat meningkatkan hasil produksi dan ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu dan tidak menggunakan pestisida. Teknologi mikroba intensif untuk budi daya cabai merupakan teknologi yang dapat menjadi solusi atas tantangan produksi cabai ke depan,” jelasnya.
Lebih lanjut Prof Suryo menyampaikan bahwa penggunaan pestisida dalam membasmi hama penyakit tanaman cabai tidak efektif dan tidak ramah lingkungan. Meski demikian, saat ini masih banyak petani yang masih menggunakan pestisida.
“Melalui acara ini kami ingin menyebarluaskan ke berbagai kalangan bahwa kini telah ada inovasi teknologi mikroba intensif untuk budi daya cabai yang efektif dengan produktivitas tinggi, efisien dan ramah lingkungan dan telah terbukti,” ujarnya.
“Kami siap bekerja sama dengan berbagai kalangan, pemerintah, industri juga utamanya petani. Kami sudah melakukan penelitian dan terbukti dan layak secara ekonomi dan teknis,” tambah Prof Suryo.
Sementara itu Wita Khairia, Ketua Kelompok Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Sayuran dan Tanaman Obat menyampaikan, “Kami dari Direktorat Perlindungan Hortikultura mengucapkan terima kasih atas bantuan dan peningkatan kualitas layanan yang diberikan IPB University.”
Ia menambahkan, dengan adanya produksi cabe aman konsumsi yang bebas residu pestisida, ia berharap ke depan akan ada kerja sama lainnya sebagai tindak lanjut dari refleksi kegiatan teknologi mikroba intensif.
Selain petani, acara juga dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, akademisi, pelaku usaha sampai penyuluh pertanian. (dh/Rz)