SKHB IPB University Selenggarakan Penguatan Materi Pembelajaran untuk Calon Dokter Hewan
Sekolah Kedokteran Hewan dan Ilmu Biomedis (SKHB) IPB University menyelenggarakan penguatan materi pembelajaran bagi mahasiswa, Senin (27/11). Kegiatan bertempat di Aula Transformasi SKHB, Kampus IPB Dramaga.
Pelatihan ini bertema ‘Pengendalian dan Penanggulangan Wabah Penyakit Ternak di Sektor Peternakan Sapi Indonesia’, dilaksanakan bekerja sama dengan Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI) dan Indonesia Australia Red Meat and Cattle Partnership (IARMCP).
Kegiatan ini terbagi menjadi dua gelombang, yakni dilaksanakan pada tanggal 27/11 dan 14/12, dengan jumlah peserta sebanyak 91 orang dari program Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) SKHB IPB University periode I tahun 2022/2023. Peserta Gelombang 1 berjumlah 45 mahasiswa.
Dekan SKHB IPB University, Dr Amrozi dalam sambutannya mengatakan, “Kegiatan ini tidak lain untuk memberikan bekal kepada mahasiswa PPDH IPB University sebagai calon dokter hewan agar siap dalam pengendalian dan penanggulangan wabah penyakit ternak, khususnya pada sektor peternakan sapi.”
Agenda pertama pelatihan diisi dengan pemaparan tentang pengenalan investigasi epidemi dan tahapannya yang disampaikan oleh Dr Etih Sudarnika, dosen SKHNB IPB Univresity. Kegiatan pelatihan juga diisi dengan diskusi, praktik, pembuatan tugas dan presentasi kelompok yang difasilitasi oleh Dr drh Chaerul Basri selaku ketua pelaksana sekaligus fasilitator.
Praktik yang dilakukan antara lain participatory epidemiology (PE) dan penyiapan kurva epidemi, timeline, pemetaan dengan konsep simulasi dan studi kasus sebagai gambaran upaya penanganan wabah penyakit ternak melalui investigasi dan cara penanggulangannya.
“Kompetensi dalam melakukan investigasi dan pengendalian wabah sangat diperlukan bagi mahasiswa untuk menjadi dokter hewan garda depan. Mahasiswa harus mengetahui cara mengidentifikasi setiap kasus penyakit. Mulai dari awal kejadian kasus, penyebaran sampai penanganan dan penanggulangan pada daerah yang terkena dampak,” ucap Dr Chaerul menjelaskan. (AP/Rz)