Dosen Mengabdi Inovasi, Dua Dosen IPB University Dampingi UMKM Payakumbuh Belajar Teknik Label Kemasan

Dosen Mengabdi Inovasi, Dua Dosen IPB University Dampingi UMKM Payakumbuh Belajar Teknik Label Kemasan

Dosen Mengabdi Inovasi, Dua Dosen IPB University Dampingi UMKM Payakumbuh Belajar Teknik Label Kemasan
Berita

Tim Dosen Mengabdi Inovasi IPB University, Prof Nugara dan Dr Dwi Yuni memberikan pendampingan kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat.

Salah satunya dengan mengajarkan teknik pelabelan kemasan sesuai regulasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Tim dosen IPB University juga melatih para pelaku UMKM dalam penyusunan informasi nilai gizi produk tanpa perlu menguji ke laboratorium.

“Pelabelan kemasan harus mengikuti regulasi BPOM dan wajib mencantumkan informasi nilai gizi produk. Untuk itu, kami melatih peserta untuk praktik membuat informasi nilai gizi sesuai panduan BPOM, tanpa perlu menguji produknya ke laboratorium yang umumnya berbiaya mahal dan tidak di semua kota tersedia fasilitas laboratorium uji,” jelas Dr Dwi Yuni.

Di samping itu, tim dosen IPB University juga membantu memberikan solusi pengawetan beras rendang. Selama ini, produk tersebut memiliki umur simpan yang singkat, hanya berkisar 3-5 hari saja.

“Beras rendang atau bareh randang dalam bahasa minang cepat sekali rusak. Dalam waktu 2 hari, warnanya sudah berubah menjadi coklat. Pada hari ke-7 sudah tumbuh banyak jamur. Jadi praktis hanya sampai 3 hari saja umumnya bareh randang dapat dikonsumsi dengan mutu yang prima,” tutur Prof Nugraha.

Prof Nugraha menjelaskan bahwa perubahan warna menjadi gelap/coklat terjadi karena reaksi pencoklatan baik enzimatis maupun nonenzimatis. Dengan karakter aktivitas air (Aw) yang tinggi, produknya relatif basah.

“Karena itulah, bareh randang memang sangat cepat rusak dan urgent dicarikan solusinya. Kami perlu melakukan riset kecil untuk memberikan solusi bareh randang ini. Tidak cukup sekedar menggunakan bahan tambahan pangan (BTP), tetapi perlu modifikasi perbaikan cara proses produksinya,” ungkapnya.

Kedua dosen IPB University itu juga terjun langsung ke lokasi produksi UMKM untuk dapat memberikan masukan sesuai kondisi riil pelaku usaha.

Selama berlangsungnya program Dosen Mengabdi Inovasi, para pelaku usaha mendapatkan kesempatan yang berharga untuk berkonsultasi. Mulai dari perbaikan teknik proses pengolahan, teknik pengemasan sampai cara penggunaan BTP yang tepat untuk pengawetan produknya agar umur simpannya lama.

“Diharapkan upaya ini dapat meningkatkan nilai jual dan memperluas pasar produk khas Kota Payakumbuh,” ungkap Prof Nugroho.

Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Kota Payakumbuh, Tegrasia Nita menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap program Dosen Mengabdi Inovasi ini. Menurutnya, materi yang disampaikan oleh dosen IPB University tahun ini sangat penting dan dibutuhkan bagi pelaku UMKM.

“Kami mengharapkan agar tim dosen IPB University dapat rutin memberikan bimbingan ke UMKM agar semua produk oleh-oleh khas Payakumbuh dapat meningkat mutu dan lebih awet sehingga distribusi pemasarannya lebih luas,” tuturnya.

“Ini merupakan pengetahuan baru yang sangat bermanfaat untuk kami UMKM dan dapat langsung diterapkan. Kami berharap agar bimtek dari tim dosen IPB University ini dapat rutin diselenggarakan di Kota Payakumbuh,” ungkap salah satu pelaku UMKM peserta pelatihan. (*/Rz)