Dosen IPB University Tawarkan Dua Solusi Alternatif Mata Pencaharian Nelayan Desa Jogosimo, Kebumen

Dosen IPB University Tawarkan Dua Solusi Alternatif Mata Pencaharian Nelayan Desa Jogosimo, Kebumen

Dosen IPB University Tawarkan Dua Solusi Alternatif Mata Pencaharian Nelayan Desa Jogosimo, Kebumen
Berita

Dosen IPB University dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) melaksanakan program Dosen Mengabdi Inovasi (DMI) di Desa Jogosimo, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Tim Dosen Mengabdi Inovasi terdiri dari Prof Tri Wiji Nurani, Dr M Dahri Iskandar, Dr Iin Solihin, Dr Ronny Irawan Wahju dan Dr Didin Komarudin.
Kegiatan tersebut bertajuk ‘Pemberdayaan Nelayan Kabupaten Kebumen melalui Sosialisasi dan Internalisasi Mata Pencaharian Alternatif’.

“Sosialisasi ini selain menyampaikan inovasi juga dalam rangka memetakan isu/permasalahan yang dihadapi masyarakat, khususnya nelayan di Desa Jogosimo. Hasil pemetaan ini diharapkan akan menjadi bahan untuk perencanaan kegiatan ke depan secara berkelanjutan,” ujar Prof Tri Wiji Nurani selaku ketua tim DMI.

Dari pertemuan tersebut terungkap bahwa kebanyakan nelayan merupakan nelayan pinggiran yang menggunakan perahu berukuran 1 GT. Biasanya jika gelombang tinggi, nelayan akan ‘ngetem’ dulu, baru selanjutnya melakukan aktivitas penangkapan.

Menanggapi hal itu, Prof Tri menawarkan solusi mata pencaharian alternatif dengan memanfaatkan muara sungai sebagai lahan budi daya kepiting maupun udang. Di sisi lain, pengembangan wisata sungai dapat menjadi alternatif mata pencaharian bagi nelayan.

Didin Komarudin MSi menyatakan bahwa, pengembangan wisata sungai di Desa Jogosimo lebih difokuskan untuk wisata edukasi. Wisata edukasi akan diintegrasikan dengan wisata kuliner sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan Desa Jogosimo. Selain itu, pemberdayaan pemuda setempat dapat dilakukan untuk mengembangkan wisata edukasi ini.

Salah satu dosen IPB University, Mokhamad Dahri Iskandar, MSi memberikan materi tentang penangkapan kepiting bakau sebagai kegiatan ekonomi alternatif masyarakat dan upaya pembesarannya.

Sungai Lukulo yang melintasi Desa Jogosimo dianggap sebagai solusi yang potensial untuk pembesaran kepiting bakau pada wilayah mangrove. Ia juga memaparkan metode pembesaran kepiting, termasuk metode apartemen kepiting yang dianggap efisien dalam hal penggunaan lahan dan mengontrol pertumbuhan kepiting bakau.

Dr Ronni Irawan Wahju menambahkan, metode lainnya yang diimplementasikan dalam pembesaran kepiting adalah pembesaran menggunakan botol atau galon ukuran besar. Galonnya dipotong kemudian dibalikkan corongnya ke bawah dan diletakkan di wilayah mangrove. Metode ini diimplementasikan di daerah Pangandaran.

Sebelumnya, FPIK IPB University dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kebumen telah menandatangani perjanjian kerja sama (PKS). Desa Jogosimo merupakan salah satu lokus untuk menjadi desa binaan, yang diharapkan akan menjadi percontohan untuk desa nelayan maju.

Kepala Desa Jogosimo, H Muhammad Muntasimudin, SPd, menyambut baik kehadiran serta gagasan IPB University atas pengembangan Desa Jogosimo. Ia turut menyatakan apresiasi terhadap konsep pemberdayaan yang telah dikemukakan para dosen IPB University. (*/Rz)