Dosen dan Mahasiswa IPB University Latih Pembuatan Hard Candy Pala di KWT Nagrak Kabupaten Sukabumi
Tim dosen IPB University yang terdiri Dr Waras Nurcholis, Dr Wulan Tri Wahyuni, Prof Irmanida Batubara, Prof Eti Rohaeti, Dr Aulia Ilmiawati, Susi Indariani, STP MSi, Elsa Nopiyanti, Ulfiatun Nisa, Tita Salsabila, Dewi Murniati dan Novian Liwanda melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PPM) melalui program Dosen Mengabdi Inovasi (DMI) 2023.
Kegiatan terlaksana di Desa Nagrak Selatan, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (2-3/12). Salah satu kegiatan pengabdian yang dilakukan adalah pelatihan pemanfaatan limbah pala melalui pembuatan kembang gula keras (hard candy) pala kepada anggota kelompok wanita tani (KWT).
Tim Dosen Mengabdi Inovasi tersebut berasal dari Departemen Biokimia dan Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), serta Pusat Studi Biofarmaka Tropika. Dosen dan mahasiswa IPB University melakukan pelatihan pembuatan hard candy pala dari proses distilasi biji pala.
“Produk pala dari biji salah satunya minyak atsiri. Komponen tersebut dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan untuk pembuatan kembang gula keras (hard candy) pala,” ungkap Dr Aulia Ilmiawati sebagai anggota tim.
Dr Wulan Tri Wahyuni menambahkan, salah satu pemanfaatan minyak atsiri pala adalah sebagai bahan tambahan flavor pada hard candy sehingga menghasilkan hard candy yang memiliki flavor pala.
Sementara itu, Prof Eti Rohaeti menjelaskan tahapan proses pembuatan hard candy pala. Mulai dari pelarutan sukrosa dalam air, pemanasan larutan sukrosa sampai kental (suhu mencapai ± 110 derajat celcius), pencampuran dengan glukosa, pemanasan kembali sampai kental (suhu mencapai ± 140 derajat celcius), pencampuran dengan minyak atsiri pala dan terakhir pencetakan.
Proses pengolahan pala dimulai dengan penyulingan atau distilasi pala untuk menghasilkan minyak atsiri pala yang bernilai tinggi. Kemudian, minyak atsiri digunakan sebagai flavor dalam pembuatan permen hard candy. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan masyarakat dapat semakin memahami potensi hasil pala dan memanfaatkannya secara optimal.
“Hasil distilasi minyak pala yang berupa minyak atsiri selama ini masih terbatas pemanfaatannya. Dengan pelatihan ini diharapkan masyarakat dapat meningkatkan nilai manfaat dari minyak atsiri pala. Minyak atsiri pala dapat dimanfaatkan menjadi flavor pala pada kembang gula keras,” terang Ketua Pusat Studi Biofarmaka Tropika (Trop-BRC), Prof Irmanida Batubara.
“Kami berharap dengan diadakannya pelatihan ini masyarakat menjadi paham potensi minyak atsiri biji pala dan dapat memanfaatkannya menjadi suatu produk yang berguna bahkan bernilai ekonomi seperti hard candy pala ini,” ujar Tita Salsabila, mahasiswa IPB University yang ikut memberikan pelatihan. (*/Rz)