Di Hadapan Capres, Rektor: Seluruh Inovasi Agromaritim IPB University Siap Dipersembahkan untuk Indonesia

Di Hadapan Capres, Rektor: Seluruh Inovasi Agromaritim IPB University Siap Dipersembahkan untuk Indonesia

Di Hadapan Capres, Rektor Seluruh Inovasi Agromaritim IPB University Siap Dipersembahkan Untuk Indonesia
Berita

Himpunan Alumni (HA) IPB University menggelar Dialog Calon Presiden (Capres) periode 2024-2029 dengan mengusung tema ‘Mewujudkan Kedaulatan Agromaritim sebagai Fondasi Utama untuk Indonesia Emas 2045’, (18-19/12). Ada dua capres yang hadir, yaitu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

Dalam kesempatan itu, Rektor IPB University Prof Arif Satria membeberkan inovasi-inovasi agromaritim yang sudah dikembangkan IPB University. Prof Arif menyampaikan, hingga kini IPB University sudah menghasilkan 116 varietas unggul. Salah satunya varietas padi IPB 3S yang sudah diterapkan di 26 provinsi dengan tingkat produktivitasnya mencapai 12 ton per hektare.

“Untuk lahan kering, kita punya varietas padi IPB 9G, 10G dan kemarin kita merilis empat varietas baru lagi. Kemudian ada pepaya calina yang sudah diekspor ke beberapa negara, tempe IPB University sudah diekspor ke Jepang,” kata Prof Arif di depan capres Anies Baswedan, (18/12).

Soal kedelai yang selama ini impor, Prof Arif mengungkapkan sebenarnya IPB University sudah memiliki teknologi yang dapat menghasilkan 4,6 ton kedelai per hektare, saat rata-rata nasional hanya mencapai 1,5 ton per hektare. Artinya, produktivitas teknologi IPB University untuk kedelai sudah mencapai tiga kali lipat rata-rata nasional. Jika ini diterapkan, menurut Prof Arif, Indonesia bisa swasembada kedelai.

“Soal bawang putih yang selama ini impor juga sama. Kita sudah punya teknologi double chromosome yang potensi produktivitasnya bisa mencapai 15-23 ton per hektare, di mana rata-rata nasional hanya 6 ton per hektare. Lagi-lagi 3 kali lipat dari rata-rata nasional,” tutur Prof Arif yang juga disampaikan di hadapan capres Ganjar Pranowo pada (19/12).

“Artinya, kalau pemerintah menggunakan inovasi-inovasi yang dimiliki perguruan tinggi sebenarnya masalah pangan itu sudah selesai,” imbuh Prof Arif.

Lebih lanjut Prof Arif mengatakan, inovasi dan teknologi yang dikembangkan perguruan tinggi termasuk IPB University di sektor agromaritim sudah sangat banyak. Persoalannya adalah bagaimana mendayagunakan inovasi dan teknologi tersebut untuk diterapkan di berbagai pelosok nusantara.

“Tugas perguruan tinggi menghasilkan lulusan, inovasi dan prototype. Kita punya keterbatasan orang dan sumber daya. Tidak mungkin seluruh masalah Indonesia selesai, tapi dengan kolaborasi yang erat insyaallah masalah ini bisa selesai, asal perguruan tinggi mendapat tempat dalam konteks pembangunan indonesia,” ujar Prof Arif.

“Insya Allah untuk agromaritim seluruh inovasi-inovasi IPB University siap untuk dipersembahkan untuk Indonesia,” ucap Prof Arif menambahkan. (MHT/Rz)