Departemen ITK IPB University Ulas Pentingnya Teknologi Molekuler untuk Konservasi Perikanan Kelautan

Departemen ITK IPB University Ulas Pentingnya Teknologi Molekuler untuk Konservasi Perikanan Kelautan

Departemen ITK IPB University Ulas Pentingnya Teknologi Molekuler untuk Konservasi Perikanan Kelautan
Berita

Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) menyelenggarakan kuliah umum Pemanfaatan Teknologi Molekuler dalam Mendukung Konservasi di Bidang Perikanan dan Kelautan. Acara ini diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Kelautan (Prodi IKL) dan dihadiri oleh sejumlah mahasiswa Pascasarjana IKL, baik program magister maupun doktor.

Prof Nur Fadli dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Aceh yang baru-baru ini meraih gelar profesor dalam bidang biologi laut, hadir menjadi narasumber utama. Prof Fadli memberikan wawasan mendalam mengenai genetika molekuler yang berperan penting dalam upaya konservasi.

“Teknologi molekuler merupakan sebuah teknik yang memadai untuk identifikasi spesies secara spesifik, salah satunya dengan DNA barcoding,” jelasnya saat pemaparan materi di Ruang Serba Guna (RSG) ITK, Kampus IPB Dramaga.

Sejumlah riset terkait aplikasi teknologi molekuler telah dilakukan oleh Prof Fadli, di antaranya identifikasi molekuler dari spesies hiu dan pari serta ikan kerapu di perairan Aceh. Ia juga mengidentifikasi molekuler dari spesies ikan kakap di Laut Arab, dan lainnya. Dari sejumlah riset ini teknologi molekuler menunjukkan hasil yang memuaskan dalam membedakan spesies biota laut.

Ketua Departemen ITK IPB University, Dr Syamsul Bahri Agus, dalam sambutannya menggarisbawahi relevansi ilmu teknologi molekuler tersebut di dunia nyata. “Ilmu yang dibagikan oleh Prof Fadli memiliki aplikasi yang sangat potensial di dalam arena konservasi,” ujarnya dengan penuh keyakinan.

Dalam suasana yang penuh semangat, acara berlangsung offline dengan moderasi yang cekatan dari Dr Meutia Samira Ismet, Sekretaris Prodi IKL. Diskusi yang terbuka dan penuh interaktivitas tersebut menjadi tonggak penting bagi para peserta untuk memahami lebih dalam penerapan genetika molekuler dalam menjaga keberlanjutan perikanan dan kelautan.

“Kuliah umum ini bukan hanya sebuah wadah untuk menggali pengetahuan, tetapi juga sebagai momentum inspiratif bagi generasi akademisi masa depan,” ungkap Dr Meutia.

Para peserta tampak antusias, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada Prof Fadli di akhir acara. Dengan kehadiran Prof Fadli, mahasiswa IKL mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi lebih lanjut mengenai perkembangan terkini mengenai teknologi molekuler untuk sumber daya dan konservasi kelautan serta peluang keterlibatan mahasiswa dalam riset sejenis. (RAT/Rz)