Tingkatkan Keterampilan Mahasiswa KKN-T Inovasi, DPMA IPB University Kembali Berikan Kuliah Pembekalan

Tingkatkan Keterampilan Mahasiswa KKN-T Inovasi, DPMA IPB University Kembali Berikan Kuliah Pembekalan

Tingkatkan Keterampilan Mahasiswa KKN-T Inovasi, DPMA IPB University Kembali Berikan Kuliah Pembekalan
Berita

Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) IPB University kembali memberikan kuliah pembekalan bagi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) Inovasi periode Desember 2023.

Pembekalan yang diberikan kali ini terkait sustainable development goals (SDGs), kewirausahaan sosial, pemanfaatan limbah rumah tangga dengan budi daya lalat black soldier fly (BSF) dan pembuatan pupuk organik cair (POC) sebagai upaya pengelolaan limbah ternak.

Dr Alfian Helmi, Asisten Direktur Kajian Strategis, Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik (DKSRA) IPB University dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa ketercapaian SDGs Indonesia masih rendah, yaitu berada di peringkat ke-75. Oleh karena itu, dibutuhkan kegiatan-kegiatan yang berdasarkan pada indikator-indikator ketercapaian SDGs.

“Kesenjangan tingkat kabupaten atau kota masih menjadi tantangan. Sebagian besar wilayah di Provinsi Jawa Barat masih memiliki angka kemiskinan yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata provinsi,” ungkapnya.

Dr Helmi berpesan, “Buatlah program-program yang dapat dilakukan dalam waktu singkat. Ketika melakukan perencanaan program, perlu diarahkan pada pencapaian SDGs serta identifikasi potensi, masalah dan kebutuhan.”

Dr Burhanuddin, dosen IPB University dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen memaparkan materi kewirausahaan sosial. Ia menjelaskan, kewirausahaan sosial adalah wirausaha yang menggerakkan masyarakat mulai dari satu orang, sepuluh orang, bahkan satu desa.

“Kewirausahaan sosial itu ketika kita melihat suatu masalah, lalu memutuskan untuk membantu menyelesaikan permasalahan tersebut,” sambung dia.

Dr Muhammad Farid, dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University memberikan materi tentang pemanfaatan limbah rumah tangga dengan budi daya BSF atau biasa dikenal dengan maggot. Ia mengungkap, limbah rumah tangga dapat diubah menjadi produk yang bernilai tinggi (maggot) melalui suatu proses biokonversi.

“Maggot dapat menjadi pakan ternak yang bernutrisi tinggi. Selain itu, produksi maggot tidak membutuhkan air dan listrik serta teknologi produksi yang dapat dilakukan dengan mudah oleh masyarakat,” paparnya.

Materi terakhir, yaitu terkait pembuatan POC sebagai upaya pengelolaan limbah ternak yang disampaikan oleh Dr Salundik. Menurutnya, kotoran/limbah ternak dapat berbahaya dan mengganggu lingkungan. Oleh karena itu, lebih baik limbah ternak tersebut dikelola dan dimanfaatkan dengan baik.

“Dalam mengelola limbah, kita harus mengetahui terlebih dahulu karakteristiknya, karena perlakuan dalam mengelola limbah akan berbeda,” tandas Dosen Fakultas Peternakan IPB University itu. (*/Rz)