Tim OVOC IPB University Beri Pendampingan Peningkatan Kualitas Pakan dan Pemijahan Ikan Lokal Kalimantan
Tim One Village One CEO (OVOC) mahasiswa IPB University telah menyelenggarakan program pendampingan pemijahan ikan papuyu kepada para santri di Pondok Pesantren Nurul Muhibbin Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Pendampingan dilakukan untuk peningkatan kapasitas pengetahuan kelompok kerja (pokja) perikanan di ponpes tersebut.
Ikan papuyu merupakan salah satu jenis ikan lokal khas Kalimantan Selatan yang banyak ditemui di perairan rawa untuk dikonsumsi sebagai lauk makanan. Dalam prosesnya, tim OVOC mahasiswa IPB University turut didampingi oleh para tenaga ahli.
Tenaga ahli yang dilibatkan meliputi Fajar Maulana, SPi, MSi (Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University) dan Rahmat Hidayat, SPi, MSi (Pusat Riset Perikanan, Organisasi Riset Kebumian dan Maritim, Badan Riset dan Inovasi Nasional).
Tak hanya itu, para pokja juga dibekali pengetahuan mengenai cara pengecekan kualitas air oleh Dr Rini Marlida, dosen Universitas Achmad Yani Banjarmasin.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Adaro Foundation dan IPB University dalam program Kedaireka Matching Fund. Pelatihan diikuti oleh 14 santri pokja perikanan dan dihadiri oleh 4 orang dari tim Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN).
Pendampingan diawali dengan pemaparan materi oleh Fajar Maulana tentang pengenalan hormon pertumbuhan dan bioorganisme yang bisa membantu filtrasi di kolam ikan. Setelah itu, dilanjutkan dengan praktik pemijahan ikan papuyu. Pemijahan dilakukan di dalam ember dengan metode semi alami yaitu dengan penambahan hormon yang disuntik melalui punggung ikan.
“Perbandingan yang digunakan dalam pemijahan ikan papuyu yaitu 1 betina:4 jantan. Hal ini dikarenakan induk betina memiliki bobot yang lebih besar dibandingkan jantan. Besok hari telur akan muncul ke permukaan, lusa telur sudah bisa menetas,” ujar Rahmat selaku tim ahli yang mendampingi kegiatan pelatihan.
Para pokja sangat antusias mengikuti dan melihat proses penyuntikan hormon ke dalam ikan papuyu. Mereka juga diberikan kesempatan untuk mencoba secara langsung proses penyuntikan.
“Saya baru mengenal teknik pemijahan dengan penyuntikan hormon seperti ini, sehingga saya tidak ingin terlewat di setiap sesi materi dan praktik. Saya juga dapat kesempatan untuk bisa praktik langsung selama proses. Jadi bisa merasakan dan akan lebih yakin ke depannya bisa menerapkan juga,” ujar Doni, salah satu anggota pokja.
Setelah pemijahan selesai, praktik dilanjutkan dengan pembuatan pakan berkualitas dengan penambahan hormon pertumbuhan dan mengecek kualitas air kolam. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan para santri dapat meningkatkan pemahaman dalam budi daya ikan dan menjaga kualitas ikan selama produksi.
“Adanya pelatihan ini diharapkan para santri tidak hanya belajar agama saja, tetapi juga belajar di dunia usaha, salah satunya di bidang perikanan sehingga setelah santri lulus, mereka sudah mendapat bekal berwirausaha,” ujar Ustaz Amin selaku ketua Pokja Perikanan Ponpes Nurul Muhibbin Halong. (*/Rz)