Rektor IPB University: Perlu Langkah Strategis dan Sikap Optimis Perkuat Ekosistem Industri dan Perguruan Tinggi

Rektor IPB University: Perlu Langkah Strategis dan Sikap Optimis Perkuat Ekosistem Industri dan Perguruan Tinggi

Rektor IPB University: Perlu Langkah Strategis dan Sikap Optimis Perkuat Ekosistem Industri dan Perguruan Tinggi
Berita

Rektor IPB University, Prof Arif Satria mengatakan, perlu adanya langkah strategis dan sikap optimis untuk meningkatkan performa Indonesia dalam bidang inovasi. Langkah tersebut diperlukan untuk memperkuat ekosistem kemitraan antara perguruan tinggi dan industri.

Hal itu disampaikannya saat menjadi salah satu narasumber dalam sesi Paragon Talks dengan topik ‘Building Innovation Ecosystem and Sustainable Partnerships Between Universities and Industries’ dalam gelaran Merdeka Innovation Summit 2023.

Acara yang diadakan dalam rangka menggalakkan kolaborasi inovasi internasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini digelar di Hotel Bidakara, Jakarta (16-17/11).

Menurut Prof Arif, bila dibandingkan dengan negara tetangga, Indonesia masih menghadapi tiga isu berupa inovasi, penelitian dan entrepreneurship. Isu-isu tersebut harus diatasi dengan program strategis perguruan tinggi, komunikasi efektif dengan mitra industri dan kolaborasi dengan mitra industri berbasis kepercayaan.

“Jumlah inovasi Indonesia hingga saat ini masih rendah karena sering terkendala pendanaan. Adanya krisis anggaran menyebabkan penggelontoran dana penelitian hanya 0,2 persen dari pendapatan negara. Angka ini lebih rendah dibanding Malaysia, Thailand dan Jepang,” jelasnya.

“Penganggaran harus lebih efektif dan bentuk penelitian juga harus lebih berdampak bagi masyarakat dan industri,” ujarnya.

Prof Arif mencontohkan beberapa program IPB University seperti One Village One CEO (OVOC) dan Dosen Pulang Kampung. Program tersebut menguatkan peran dan kolaborasi antara alumni IPB University dan petani lokal sebagai mitra industri di pedesaan untuk lebih produktif.

“Hasilnya, produk-produk agrikultur dari pedesaan mampu didistribusikan ke pasar-pasar domestik dan diekspor ke berbagai negara. Program kami dapat menjadi contoh agar penelitian dan inovasi yang diciptakan lebih berdampak bagi masyarakat dan industri,” terangnya.

Ia menambahkan, acara semacam Merdeka Innovation Summit perlu diperluas dan dipertajam sehingga industri di Indonesia dan mancanegara makin tertarik untuk melakukan kerja sama dengan pendidikan tinggi.

Prof Arif juga mengurai bahwa isu komunikasi antara peneliti dan industri juga perlu diselesaikan. Peneliti harus mampu mempresentasikan inovasinya kepada mitra industri secara efektif. Kolaborasi dengan mitra industri juga perlu dibangun berbasis kepercayaan dengan integritas dan kapabilitas sebagai dasarnya.

“IPB University telah menciptakan konsep techno sociopreneurship untuk mendukung penguatan kerja sama antara industri dan perguruan tinggi. Upaya ini terus didorong dengan dibangunnya Science Techno Park, Startup Center dan kerja sama dengan Kedai Reka,” lanjut dia.

Ia menambahkan, dengan digelarnya acara seperti Merdeka Innovation Summit, akan lebih membuka wawasan demi penyusunan strategi kolaborasi antara industri dan perguruan tinggi yang lebih baik.

“Kita lihat di luar negeri terbentuk ekosistem industri dan perguruan tinggi yang difasilitasi pemerintah. Dengan acara seperti ini, inovasi dapat tumbuh dan mempengaruhi gross domestic product (GDP) per kapita per tahunnya. Korelasi ini bisa membuat mimpi kita mencapai empat besar dunia di 2045,” tandas Prof Arif.