Mahasiswa IPB University Berpartisipasi Suarakan Pertanian Modern untuk Kemandirian Pangan pada Orasi Kebangsaan Menteri Pertanian
Dalam rangka perayaan ulang tahun ke 46, Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi) mengadakan Diskusi Nasional. Diskusi ini menghadirkan pembicara Menteri Pertanian RI, Kepala Badan Pangan RI serta narasumber lainnya yang menjadi tonggak pertanian bangsa. Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 21/11 di Auditorium Sadikin Sumintawikarta, Bogor.
Diskusi ini bertema “Penguatan Diversifikasi Pangan sebagai Kanal Strategis menuju Indonesia Tanpa Kemiskinan dan Tanpa Kelaparan”. Tema ini menarik untuk dibahas bersama akademisi, pengusaha serta pemerintah.
Latif Hidayatul Ikhsan, Menteri Koordinator Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) IPB University menyuarakan pendapatnya pada diskusi tersebut. Ia mengatakan, dengan adanya konsep pertanian dari sejarah nenek moyang sampai saat ini Indonesia menjadi tertinggal dengan negara lain, padahal dulu negara penjajah banyak belajar dari Indonesia.
“Keanekaragaman dan potensi yang luar biasa ada di Indonesia, pergantian kebijakan pemerintah yang selalu merubah tatanan dan tujuan pertanian ini ternyata menjadi salah satu hambatan Pertanian Indonesia yang tidak menonjol di mata dunia,” ungkap Latif.
Ia mengatakan, pertanian harus memiliki pilar kuat agar tak mudah tergoyahkan oleh politik, karena pertanian hadir untuk kemakmuran umat.
Di sisi lain, Guru Besar IPB University, Prof Rachmat Pambudy mengatakan “Diversifikasi pangan harus diubah menjadi swasembada protein dan karbohidrat. Sehingga ini akan mengubah pola masyarakat agar menggunakan sumber daya yang ada di sekitarnya serta mendorong peningkatan hasil unggulan lokal yang terus diinovasikan,” tuturnya
Prof Rachmat melanjutkan, jika konsep ini dapat dijalankan, ke depannya Indonesia akan menjadi negara mandiri pangan.
Menteri Pertanian Indonesia, Dr Andi Amran Sulaiman menyatakan, “Indonesia punya potensi besar untuk meningkatkan produksi pertaniannya, sebab masih banyak lahan yang belum optimal, seperti lahan rawa yang dapat diakselerasi untuk peningkatan luas tanam produksi padi dan jagung pada tahun 2024,” tutur Dr Andi.
Sementara, Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional mengatakan, “Pangan kita harus terus tumbuh diiringi dengan pertumbuhan sumber daya manusia yang meningkat dengan adanya bonus demografi. Proses hilirisasi dalam bidang pangan juga harus terus dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomi,” ujarnya.
Ketua Umum Peragi, Prof Andi Muhammad Syakir mengatakan, “Peragi terus bertekad memberikan solusi bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi krisis pangan, apalagi Indonesia memiliki beban populasi tertinggi nomor 4 di dunia,” tuturnya. (*/Lp)