IPB University Kembangkan Model Bisnis Maggot untuk Meningkatkan Pendapatan dan Menjaga Lingkungan

IPB University Kembangkan Model Bisnis Maggot untuk Meningkatkan Pendapatan dan Menjaga Lingkungan

IPB University Kembangkan Model Bisnis Maggot untuk Meningkatkan Pendapatan dan Menjaga Lingkungan
Riset

IPB University melalui program Dosen Mengabdi Inovasi mengembangkan model bisnis budidaya maggot skala rumah tangga di Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 9-10 November 2023 di Desa Pagelaran dan tanggal 11 November 2023 di Biomagg Depok untuk dilakukan studi banding.

Prof Nahrowi, selaku inisiator program mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus sebagai solusi untuk memperbaiki lingkungan.

“Desa Pagelaran dipilih karena dekat dengan tempat tinggal saya, artinya saya tahu persis permasalahan yang ada pada masyarakat di sekitar wilayah saya. Saya juga tahu persis program apa yang ingin mereka kembangkan. Program ini didesain untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus sebagai solusi untuk memperbaiki lingkungan,” ujar Prof. Nahrowi.

Sementara, Dr Muhammad Ridla, yang juga inisiator program menambahkan bahwa tujuan utamanya adalah untuk membantu mengakhiri kemiskinan dengan meningkatkan pendapatan harian masyarakat Desa Pagelaran terkhusus di perumahan Bukit Asri.

“Kami melakukan ini melalui serangkaian pelatihan dan pendampingan, serta implementasi model bisnis larva black soldier fly (BSF) yang berkelanjutan. Selain itu, program ini juga berfokus pada pelestarian lingkungan melalui biokonversi limbah, yang merupakan langkah penting dalam mencegah perubahan iklim. Kami percaya bahwa dengan pendekatan ini, kami dapat menciptakan lapangan kerja berkelanjutan dan berkontribusi pada kesejahteraan lingkungan,” jelas Dr Ridla.

Sementara, Hadi, Marketing Manager Biomagg, mengatakan bahwa potensi budidaya maggot sangat besar. Ia menyebut, jumlah sampah organik yang dihasilkan setiap harinya oleh rumah tangga adalah sebanyak 0,5 kilogram. Jumlah ini dapat menghasilkan 50 gram maggot setiap harinya.

“Potensi budidaya maggot itu sejalan dengan jumlah sampah yang dihasilkan. Selama ini, sampah organik belum ditemukan solusinya dan hanya menumpuk di TPA. Budidaya maggot ini dapat menjadi solusi yang tepat,” ujar Hadi.

Adapun Adli, salah satu peternak maggot, mengatakan bahwa dirinya merasakan manfaat yang banyak setelah menggeluti budidaya maggot. “Salah satu manfaatnya adalah menambah penghasilan saya. Selain itu, budidaya maggot ini sekaligus dapat bermanfaat bagi lingkungan dengan cara mengurai sampah organik,” ujar Adli.

Kepala Desa Pagelaran – Bogor, Yusuf, mengatakan bahwa jumlah penduduk yang tinggi di desa Pagelaran menjadikan jumlah sampah organik yang dihasilkan juga tinggi. “Saya berharap dengan terlaksananya program ini, selain dapat menjadi penghasilan tambahan oleh masyarakat, tetapi dapat menjadi solusi dari permasalahan sampah organik rumah tangga,” ujar Yusuf.

Program Dosen Mengabdi Inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk permasalahan sampah organik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (JR)