Ekspedisi ke IKN, Mahasiswa IPB University Ikut Kawal Lingkungan dan Sosial Budaya Kalimantan
Latif Hidayatul Ikhsan, delegasi mahasiswa IPB University dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) mengikuti rapat pimpinan Forum Nasional Sosial Masyarakat (Fornassosmas) BEM se-Indonesia. Ada lima isu utama yang dibahas dalam forum ini, yaitu isu kesehatan, kebencanaan, lingkungan, inklusi disabilitas serta pendidikan.
Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi salah satu yang dikawal oleh Fornassosmas di bidang sosial dan lingkungan. Sebagai Koordinator Wilayah 4 Fornassosmas, Latif menuturkan bahwa perpindahan ibu kota akan menarik masyarakat berbondong-bondong ke Kalimantan. Karena itu, ia berpandangan perlu penguatan aspek budaya yang harus dipertahankan serta lingkungan yang harus tetap dijaga kelestariannya.
“Sebagai mahasiswa Indonesia, kita patut bersama-sama mengawal IKN menjadi Ibu Kota terbaik sedunia,” ungkapnya. Dalam kesempatan itu, juga dikenalkan ‘Piagam Dandelion’ sebagai pedoman pengabdian masyarakat yang lebih baik.
Sebelumnya, Zidan Nabil selaku Koordinator Nasional Fornassosmas BEM se-Indonesia mengatakan, “Peran kita sebagai forum nasional harus dimaksimalkan. Dalam mendukung Indonesia yang inklusi, kita harus membantu mendorong keadilan hak pendidikan yang sama, baik itu penyandang disabilitas maupun yang kurang mampu untuk menyongsong generasi yang lebih baik.”
Kegiatan ini merupakan bentuk sinergi kolaborasi antara BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) dengan Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) sebagai tuan rumah. Reza selaku mahasiswa Polnes menyatakan, “Sinergi sangat diperlukan untuk memberikan dampak baik di berbagai bidang, terutama sosial dan lingkungan. Budaya Kalimantan saat ini juga mulai asing karena kurangnya pelestarian dari kaum muda. Maka dari itu forum ini sangat memberikan hal positif bagi Kalimantan dan IKN,” ujarnya.
Dr Bambang Susantono, Kepala Otorita IKN menyampaikan, semua pemuda Indonesia terbuka lebar untuk berkarya di IKN. Di kota ini, 70 persen wilayahnya akan tetap dijaga sebagai hutan kota dan 30 persen sisanya adalah pemukiman. Hal ini, menurut dia, sudah disepakati oleh semua pihak dengan konsep kota hijau modern pertama di dunia.
“Budaya merupakan hal yang harus dijaga dan dilestarikan. Keunikan lokal Kalimantan dan Nusantara adalah perpaduan yang luar biasa. IKN sebagai tempat untuk pemerataan pembangunan serta ekonomi di Indonesia tentu harus dikawal agar lingkungan terjaga kemajuan di depan mata,” tandasnya. (*/Rz)