Ciptakan Pimpinan Unggul, IPB University Gelar Pelatihan Manajemen Risiko Sektor Publik
Dalam rangka membentuk pimpinan unggul, Kantor Manajemen Risiko (KMR) IPB University mengadakan Pelatihan Manajemen Risiko Sektor Publik bagi Para Pemimpin Fakultas, Sekolah dan Unit. Kegiatan ini diselenggarakan di Luminor Hotel Padjajaran, Bogor (16-17/11).
Kepala KMR IPB University, Dr Budi Purwanto mengatakan tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan kapabilitas pemimpin di unit-unit terkait. Menurutnya, pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mengelola risiko sehingga keputusan yang diambil didasarkan pada pertimbangan risiko.
“Dalam struktur organisasi, perlu diakui kontrol risiko harus melibatkan pihak-pihak di tingkat fakultas dan mencapai hingga ke akar-akarnya,” ucapnya.
Dr Budi melanjutkan, fokus jangka pendek adalah mengembangkan tim menjadi pemimpin yang strategis dan mempertahankan keberadaan analis teknis yang dapat mencari solusi secara mendalam.
“Kita berencana untuk mengundang kembali risk officer sebagai risk champion yang sesuai dengan panduan ISO 31000. Keberadaanya dapat memberikan dukungan teknis untuk mencapai target di setiap fakultas dan menjalankan proses manajemen risiko sehari-hari,” terangnya.
Dr Budi berharap setiap unit dapat menyusun performa risikonya. Langkah tersebut penting agar di masa depan, unit kerja dapat mengidentifikasi tingkat risiko yang dapat dikendalikan dan memastikan keberlanjutan risiko dengan perencanaan yang lebih cermat.
Menurutnya, fokusnya bukan hanya untuk mencapai target semata, melainkan juga pada pemahaman dan penanganan akar penyebab masalah yang telah terjadi di masa lalu agar permasalahan tidak berulang.
“Ketika muncul suatu masalah, pendekatan akan mencakup analisis penyebab masalah untuk mengungkap asal-usulnya dan memberikan pembelajaran melalui metodologi yang diterapkan. Efektivitas dalam pengendalian risiko dapat tercapai melalui proses pengendalian yang baik, sehingga dampaknya dapat diminimalkan,” jelas dia.
Pada kesempatan sama, Tri Wahyono selaku trainer Way Academy mengungkapkan bahwa manajemen risiko merupakan suatu pendekatan yang mengintegrasikan prinsip-prinsip ke dalam proses dan kerangka kerja yang kokoh.
Menurutnya, penting untuk diakui bahwa validasi dan limitasi dari strategi manajemen risiko perlu diinfokan secara transparan kepada pengambil keputusan. Manajemen risiko melibatkan interaksi kompleks antara manusia dan budaya. Keduanya menjadi pilar utama sebagai pengendali dan sumber risiko.
“Sektor publik seringkali mengalami persepsi negatif terkait risiko yang dapat membatasi pengembangan dan penerapan praktik manajemen risiko yang efektif. Untuk itu, penting membuka dialog mengenai bagaimana pengendalian dirancang dalam kerangka manajemen risiko,” pungkasnya. (dr/Rz)