Pakar Ekonomi Syariah IPB University Terpilih sebagai Deputy Secretary General of World Zakat and Waqf Forum
Dr Irfan Syauqi Beik, pakar ekonomi syariah IPB University terpilih sebagai Deputy Secretary General of World zakat and Waqf Forum (WZWF). Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University akan mengemban amanah tersebut untuk periode 2023-2026.
WZWF berdiri sejak 2010 di Yogyakarta, Indonesia dengan anggota awal tujuh negara. Selama ini, Sekretaris Jenderal (Sekjen) WZWF berasal dari Indonesia, yakni periode Prof Didin Hafidhuddin (2010-2014), Ahmad Juwaini (2014-2017), Prof Bambang Sudibyo (2017-2020) dan Prof Zainul Bahar Noor (2020-2023). Pada periode 2023-2026, Sekjen WZWF dipimpin Dato’ Dr Mohd Ghazali Md Noor dari Malaysia dengan 11 deputi, dua di antaranya berasal dari Indonesia.
“Saat ini WZWF beranggotakan lembaga zakat dan wakaf dari 43 negara, baik lembaga pemerintah maupun lembaga masyarakat, termasuk Filipina dan Thailand yang disetujui keanggotaannya pada pertemuan tahunan WZWF 2023 di Kedah, Malaysia,” jelas Dr Irfan.
Acara WZWF 2023 ini, kata Dr Irfan, merupakan forum para pegiat zakat dan wakaf dunia yang bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat dunia. Lebih lanjut, ia menyebut, ada tiga bahasan penting dari acara ini bagi Indonesia, yaitu resolusi dari WZWF 2023, ditetapkannya konstitusi WZWF dan pemilihan sekjen WZWF periode 2023-2026.
“Bahasan penting WZWF lainnya adalah kami sangat berduka atas hilangnya nyawa warga sipil di Gaza dan mengutuk keras segala bentuk tindakan biadab Israel terhadap rakyat Palestina. WZWF akan selalu mendukung upaya kemerdekaan Palestina. Karena itu, WZWF mendorong seluruh anggotanya untuk memberikan dukungan baik materiel maupun nonmateriel kepada masyarakat Palestina,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Dr Irfan, bahasan penting yang diulas dalam forum ini adalah terkait isu ketahanan pangan. Untuk itu, ia juga mendorong anggota WZWF untuk memberikan perhatian terhadap isu ketahanan pangan.
“Eskalasi geopolitik global memberi andil dalam mempengaruhi stabilitas harga pangan dan dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat di dunia. Oleh sebab itu, diperlukan inovasi peningkatan produktivitas pangan setiap negara anggota dengan bertukar pengetahuan untuk menjaga ketahanan pangan,” tuturnya. (dh/Rz)